CONTOH ANALISIS
STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS PROPOSAL
4. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Teks Resensi/Ulasan
5. Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks Resensi/Ulasan
6. Contoh Analisis Struktur, dan Aspek Kebahasaan
Teks Resensi/Ulasan
30 HARI MENJADI ANAK
NELAYAN : KAJIAN TENTANG KEHIDUPAN SOSIAL KELUARGA NELAYAN DI DESA
MUARA-BINUANGEUN, KECAMATAN WANASALAM, LEBAK - BANTEN
A.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Desa Muara-Binuangeun merupakan desa
nelayan yang terletak di pantai selatan pulau Jawa, tepatnya di Kecamatan
Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa ini tidak hanya memiliki
potensi alam, tetapi juga keragaman sosial budaya yang dikembangkan oleh
masyarakat desa tersebut. Kehidupan nelayan di Desa Muara-Binuangeun dapat
dikatakan tidak saja belum berkecukupan, melainkan juga masih terbelakang,
termasuk dalam hal pendidikan. Keterbatasan sosial yang dialami nelayan memang
tidak terwujud dalam bentuk keterasingan, karena secara fisik masyarakat
nelayan tidak dapat dikatakan terisolasi atau terasing. Namun lebih terwujud pada
ketidakmampuan mereka dalam mengambil bagian dalam kegiatan ekonomi pasar
secara menguntungkan, yang ditunjukkan oleh lemahnya mereka mengembangkan
organisasii keluar lingkungan kerabat mereka atau komunitas lokal.
Gambaran kondisi kemiskinan nelayan Desa
Muara-Binuangeun antara lain secara nyata dapat dilihat dari kondisi fisik
berupa kualitas pemukiman mereka. Umumnya desa nelayan miskin akan mudah
diidentifikasi dari kondisi rumah hunian mereka. Rumah-rumah mereka yang
umumnya sangat sederhana, yaitu berdinding bambu, berlantai tanah, serta dengan
fasilitas dan keterbatasan perabot rumah tangga. Selain gambaran fisik,
identifikasi lain yang menonjol di kalangan nelayan miskin adalah rendahnya
tingkat pendidikan anak-anak, pola konsumsi sehari-hari, dan tingkat pendapatan
mereka. Di desa nelayan ini memang ada beberapa rumah yang tampak megah dengan
fasilitas yang memadai, itulah yang merupakan rumah-rumah pemilik perahu,
pedagang perantara atau pedagang ikan.
Kondisi keterbatasan sosial dan kemiskinan
yang diderita masyarakat nelayan Desa Muara-Binuangeun disebabkan oleh
faktor-faktor yang kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berkaitan
dengan fluktuasi musim ikan, keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan
modal, kurangnya akses, dan jaringan perdagangan ikan yang cenderung
eksploitatif terhadap nelayan sebagai produsen, serta dampak negatif
modernisasi perikanan yang mendorong terkurasnya sumber daya laut secara cepat
dan berlebihan, serta terbatasnya peluang dan kesempatan nelayan untuk melakukan diverisifikasi
pekerjaan, terutama di luar kegiatan pencarian ikan di laut.
Hal inilah yang kemudian menjadi menarik untuk dikaji lebih
lanjut, yaitu mengenai bagaimana kehidupan sosial-budaya dan kehidupan sosial-ekonomi
keluarga nelayan pada lokasi penelitian yaitu Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan
Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Maka dari itu, penulis mencoba
memberikan gambaran tersebut dengan melakukan penelitian yang berjudul “30
Hari Menjadi Anak Nelayan : Kajian Tentang Kehidupan Sosial Keluarga Nelayan di
Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Lebak – Banten”.
Rumusan Masalah
Penelitian ini memfokuskan pada kajian
tentang “kehidupan sosial keluarga nelayan” di bagian selatan Provinsi Banten,
tepatnya pada keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan Wanasalam,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Persoalan pokok yang hendak dikaji di dalam
penelitian ini adalah “bagaimanakah konteks dan aspek-aspek sosial-budaya
masyarakat setempat secara resiprokal berkaitan/berpengaruh pada
aktivitas ekonomi nelayan tradisional setempat, serta bagaimanakah struktur
perekonomian masyarakat setempat dibangun dan dikembangkan atas dasar kehidupan
sosial-budaya mereka”.
Kemudian dengan mengacu pada persoalan
pokok diatas, maka masalah-masalah yang menarik untuk dikaji lebih lanjut
adalah :
1. Bagaimanakah kehidupan sosial-budaya
keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun?
2. Bagaimanakah kehidupan sosial-ekonomi
keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
informasi yang akan dicari untuk menjawab rumusan masalah tersebut antara lain
adalah konteks dan aspek-aspek sosial-budaya keluarga nelayan yang terdapat di
wilayah penelitian, dan mengidentifikasi keberkaitan dan atau keberpengaruhan
secara resiprokal dari konteks dan aspek-aspek sosial-budaya setempat
pada aktivitas perekonomian masyarakat nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka tujuan
dari mengkaji permasalahan di atas adalah :
1. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui
kehidupan sosial-budaya keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
2. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui
kehidupan sosial-ekonomi keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
Manfaat
Penelitian
Kajian
tentang kehidupan sosial keluarga nelayan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua kalangan masyarakat. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah:
1. Bagi peneliti : dapat menganalisis bagaimana kehidupan
sosial keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
2. Bagi akademisi : dapat dijadikan sebagai
sumber informasi ataupun referensi bahan perbandingan untuk penelitian
selanjutnya. Disamping itu juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk
yang membacanya.
3. Bagi masyarakat : penelitian ini diharapkan
akan berkontribusi dalam memberikan informasi dan pemahaman mengenai kehidupan
sosial keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
4. Bagi pemerintah : penelitian ini dapat
dijadikan informasi yang diharapkan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
dalam menentukan kebijakan pembangunan.
B.
KAJIAN TEORI
Sistem Sosial dan Ekonomi Masyarakat
Nelayan
Sebagaian besar nelayan
yang ada di Indonesia tergolong nelayan tradisional dan buruh nelayan (Kusnadi,
2007:1). Posisi sebagai nelayan tradisonal dan buruh nelayan ini membuat mereka
menjadi sebagai masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap Sumber Daya
Perairan (SDP) dan masih dikendalikan oleh nelayan besar. Misalnya saja nelayan besar yang memakai teknologi
baru membuat nelayan tradisional kesulitan dalam menangkap ikan dan buruh
nelayan yang bekerja pada nelayan besar, seolah dibuat tidak bisa lepas dari
kekuasaan nelayan besar tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi masalah
sosial-ekonomi yang sulit diselesaikan oleh para nelayan di Indonesia. Salah
satu implikasinya adalah kemiskinan.
Satria
(2009b: 25) menggambarkan posisi nelayan di Indonesia dalam sebuah tabel
dibawah ini:
Tabel 1 Kondisi Umum Masyarakat Pesisir Di Indonesia Tahun 2002.
No.
|
Kondisi Mastarakat Pesisir
|
Jumlah
|
1.
|
Desa Pesisir
|
8.090 desa
|
2.
|
Masyarakat Pesisir
- Nelayan
- Pembudidaya
- Masyarakat
Pesisir Lainnya
|
16. 420.000 jiwa
4.015.320 jiwa
2.671.400 jiwa
9.733.280 jiwa
|
3.
|
Prosentase yang hidup dibawah garis kemiskinan 932,14%)
|
5.254.400 jiwa
|
Sumber : DKP (2007)
Didalam bukunya yang lain, Satria (2009a: 336),
menyebutkan bahwa secara sosiologis karakteristik masyarakat nelayan
berbeda dengan karakteristik masyarakat petani dalam pengelolaan atau dalam
memanfaatkan lahan untuk mencari nafkah. Nelayan menghadapi sumber daya yang
tidak terkontrol dimana pada saat hasil tangakapan berkurang, maka nelayan
tersebut harus mencari lahan baru. Artinya adalah nelayan lebih dipengaruhi
oleh kondisi alam dan produktifitas mereka mencari nafkah. Sementara
masyarakat petani dapat mengontrol atau berada pada lahan yang terkontrol. Pada
saat penghasilan mulai berkurang petani dapat melakukan usaha peningkatan lahan
melalui intensifikasi pertanian, mekanisasi pertanian, dan sebagainya dalam
satu lahan yang sama.
Secara garis besar, merujuk pada penjelasan sebelumnya
kemiskinan pada masyarakat nelayan dapat di klasifikasikan menjadi tiga
berdasarkan faktor penyebabnya yaitu kemiskinan struktural, kemiskinan kultural
dan kemiskinan alamiah. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan
oleh struktur sosial, ekonomi dan sistem politik yang tidak kondusif dan selalu
berubah – ubah seiring perubahan yang terjadi pada sistem pemerintahan.
Kemiskinan kultural lebih banyak disebabkan oleh faktor kebudayaan masyarakat
misalnya kemalasan, sifat konsumtif, berfikir fatalistik, dan sebagainya
sehingga kondisi masyarakat cenderung lemah. Sedangkan kemiskinan alamiah
adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi alam yang tidak dapat dikontrol
dan sumber daya alam yang terbatas untuk dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan
(Satria, 2009:25). Ketiga jenis kemiskinan ini saling berkaitan satu sama lain.
Ketiga jenis kemisikinan ini pulalah yang mengakibatkan “sistem
patron-klien” dalam sistem pola nafkah nelayan sampai saat ini berkembang
dengan baik. Dimana sistem patron-klien ini bukan memberikan kesejahteraan,
malah memperburuk keadaan nelayan.
Sistem mata pencaharian masyarakat nelayan yang
umumnya tertuju pada sektor perikanan laut, memaksa mereka selalu selaras
dengan alam. Dimana kondisi ini menyebabkan para nelayan bergantung dan
dipengaruhi oleh alam. Karakteristik inilah yang kemudian berimplikasi pada
tingkat pendapatan dan resiko yang mungkin bisa terjadi saat penangkapan ikan
di laut. Untuk mengantisipaasi masalah tersebut, maka jaringan atau relasi
patron-klien yang sangat kuat, beragam, dan mencakup semua segi ekonomi
masyarakat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakat nelayan. Relasi
patron-klien ini lebih kuat jika dibandingkan dengan masyarakat lain diluar
nelayan (Kusnadi, 2007: 9).
Relasi patron-klien ini juga berkembang karena sampai
dengan saat ini nelayan masih belum menemukan lembaga/institusi yang mampu
menjamin dan mampu mengakomodasi kebutuhan sosial-ekonomi nelayan. Satria
(2009a), mengutip kembali legg (1983) dalam Masyhuri (1999), mengungkapkan
bahwa hubungan patron-klien secara umum berkaitan dengan:
“ 1.Hubungan diantara pelaku yang menguasai
sumber daya tidak sama.
2.Hubungan yang bersifat khusus
merupakan hubungan pribadi yang mengandung kekerabatan.
3.Hubungan yang didasarkan atas asas saling
menguntungkan.”
Masalah kemiskinan ini menjadi akar permasalah dari
berbagai permasalahan yang timbul pada masyarakat nelayan. Sehingga pembangunan
yang dikembangkan pada nelayan disamping harus menyentuh aspek-aspek
kelestarian lingkungan, juga harus melihat bagaimana menyelesaikan
fenomena kemiskinan masyarakat nelayan. Disamping model pembangunan itu harus
berangkat dari kearifan lokal yang dimiliki masyarakat nelayan.
C.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian tentang kehidupan sosial keluarga nelayan
di Desa Muara-Binuangeun ini merupakan penelitian sosial dengan jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subjek/objek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Namawi, 1998:63).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Pemilihan metode ini didasarkan pada jenis data yang ingin diperoleh yaitu data
kualitatif. Disamping itu, untuk mengetahui gambaran kehidupan sosial keluarga
nelayan baik kehidupan sosial-budaya maupun sosial-ekonomi di Desa
Muara-Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan
mengacu pada rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka metode
kualitatif dianggap paling cocok untuk digunakan dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan data primer. Data sekunder yang diperlukan merupakan dokumen yang
terkait dengan karakteristik masyarakat di lokasi penelitian, seperti data dari
pemerintah setempat. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari pemerintah desa Muara-Binuangeun berupa data profil desa, sumber
daya yang dimiliki oleh desa, luas dan batas-batas desa, serta sarana yang
dimiliki oleh desa. Sedangkan data primer diperoleh melalui pendekatan
kualitatif, yaitu dengan wawancara mendalam (in depth interview) dengan
informan atau narasumber. Teknik yang kedua adalah observasi partisipasi dimana
peneliti tinggal di tiga keluarga yang merupakan subyek penelitian selama 30
hari dan terlibat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan,
sehingga dapat melihat dan merasakan apa yang terjadi di lapangan untuk
selanjutnya dapat mendeskripsikan hasil dari observasi yang dilakukan. Kemudian
teknik yang ketiga adalah dokumentasi melalui foto-foto di lapangan. Sementara
teknik yang keempat yaitu teknik triangulasi yang dilakukan/digunakan pada saat
data yang diperoleh terkesan simpang siur atau validitas dan kredibilitasnya
diragukan.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa
Muara-Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. Penentuan
lokasi penelitian ini dilakukan secara porposive (sengaja) dengan
beberapa pertimbangan diantaranya adalah penelitian ini merupakan penelitian
tentang kehidupan sosial keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun yang
merupakan salah satu desa nelayan di Kabupaten Lebak, Banten. Sedangkan waktu
penelitian dimulai dari minggu kedua Juni 2010 sampai dengan minggu keempat
Oktober 2010. Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian
No
|
Jenis Kegiatan
|
Waktu
Pelaksanaan
|
1.
|
Menentukan
judul penelitian
|
Juni minggu
ke-2
|
2.
|
Menyusun
Rumusan Masalah
|
Juni minggu
ke-2
|
3.
|
Mencari Data
Pendukung
|
Juni minggu
ke-2-3
|
4.
|
Menyusun
Metode Penelitian
|
Juni minggu
ke-3
|
5.
|
Penyusunan
Proposal Penelitian
|
Juni minggu
ke-4 – Juli minggu ke-1
|
6.
|
Evaluasi
|
Juli minggu
ke-1
|
7.
|
Pengajuan
Proposal Penelitian
|
Juli minggu
ke-2
|
8.
|
Menyusun
panduan pertanyan untuk studi awal
|
Juli minggu
ke-3
|
9.
|
Terjun
lapangan pertama (Observasi Awal)
|
Juli minggu
ke-4
|
10.
|
Analisis data
dan evaluasi
|
Agustus minggu
ke-1-2
|
11.
|
Menyusun
panduan pertanyaan untuk observasi
|
Agustus minggu
ke-3
|
12.
|
Persiapan
Observasi dan Pengumpulan data
|
Agustus minggu
ke-4
|
13.
|
Observasi dan
Pengumpulan Data
|
September
minggu ke-1-3
|
14.
|
Analisis Data
|
September minggu
ke-4
|
15.
|
Evaluasi
|
Oktober minggu
ke-1
|
16.
|
Pengetikan
Karya Tulis
|
Oktober minggu
ke-2
|
17.
|
Evaluasi
|
Oktober minggu
ke-3
|
18.
|
Penyempurnaan
Karya Tulis
|
Oktober minggu
ke-4
|
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pada awalnya adalah peneliti
sendiri kemudian setelah fokus penelitian menjadi jelas, peneliti mengembangkan
instrumen lain seperti foto untuk dokumentasi, panduan pertanyaan pengarah,
catatan harian dan sarana untuk pengetikan. Dengan instrumen sederhana ini,
diharapkan dapat mempertajam dan melengkapi data yang diperoleh di lapangan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini disesuaikan
dengan metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian kualitatif. Analisis
data ini mengikuti konsep Miles and Huberman dan Spradley. Miles and Huberman
(1984) dalam Sugiyono (2009: 91), mengemukakan bahwa analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus dengan selesai
sehingga data yang diperoleh bersifat jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini
diantaranya adalah data reduction, data display, dan data conclusion
drawing/verification.
Pada saat turun lapang pertama, diperoleh data yang
bermacam-macam dan tidak tersusun dengan benar. Data tersebut tetap dikumpulkan
dan dikoleksi sebanyak-banyaknya. Kemudian data yang beranekaragam dan
terkumpul secara tidak beraturan tersebut direduksi. Setelah dilakukan reduksi
data, selanjutnya data tersebut dijabarkan satu persatu menurut kebutuhan data
penelitian dan diurutkan secara sistematis sehingga akan lebih mudah dipahami
dan akan menentukan arah penelitian selanjutnya. Tahap ini biasanya disebut
dengan tahap penentuan fokus penelitian, aktifitasnya adalah dengan
mendisplaykan data sehingga diperoleh gambaran umum fokus penelitian yang akan
dikaji lebih dalam. Setelah fokus penelitian ini menjadi lebih jelas, maka
penelitian dilanjutkan berdasarkan fokus penelitian tadi. Data-datanyapun
terfokus pada aspek yang menjadi fokus penelitian.
Tahap selanjutnya yaitu tahap selection,
aktifitas analisis data pada tahap ini membuat suatu kesimpulan dari data yang
diperoleh, memilih data yang diperlukan, membuat kategorisasi data yang
diperlukan dan membuang data yang tidak dipakai. Aktifitasnya biasa disebut
dengan conclusion drawing/veryfying. Berikut ini adalah gambar aktifitas
analisis data menurut Miles and Huberman.
A. REFERENSI
Garna,
Judistira K. 1999. Metoda Penelitian : Pendekatan Kualitatif. Bandung:
Primaco Akademika
Kusnadi.
2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Jember : Tim Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir (PSKP).
Masyhuri dan
Mochammad Nadjib. 2000. Pemberdayaan Nelayan Tertinggal : Sebuah Uji Model
Penanganan Kemiskinan. Jakarta : Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan – LIPI.
Nawawi,
Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Satria,
Arif. 2009a. Ekologi Politik Nelayan. Yogyakarta : LKIS.
________. 2009b. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat.
Bogor : IPB Press.
Sugiyono.
2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.
A STRUKTUR TEKS PROPOSAL
Sistematika teks
proposal penelitian adalah sebagai berikut.
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Pembatasan Masalah
D.
Rumusan Masalah
E.
Manfaat Penelitian
BAB
II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESISA.
A.
Kajian Teoretis
B.
Kerangka Berpikir
C.
Hipotesis
BAB
III. METODOLOGI PENELITIAN.
A.
Tujuan Penelitian
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
C.
Metode Penelitian
D.
Populasi, Sampel, dan Sampling
E.
Teknik Pengumpulan Data
F.
Teknik Analisis Data
G.
Hipotesis Statistik
DAFTAR
PUSTAKA
No
|
Bagian
|
Isi informasi
|
1
|
Judul
|
Kajian Tentang
Kehidupan Sosial Keluarga Nelayan di Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan
Wanasalam, Lebak - Banten
|
2
|
Latar Belakang
|
Kondisi
keterbatasan sosial dan kemiskinan yang diderita masyarakat nelayan Desa
Muara-Binuangeun disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks.
|
3
|
Rumusan Masalah
|
1. Bagaimanakah
kehidupan sosial-budaya keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun?
2. Bagaimanakah kehidupan sosial-ekonomi
keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun?
|
4
|
Tujuan
Penelitian
|
1.
Untuk mengidentifikasi dan mengetahui kehidupan sosial-budaya keluarga
nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
2.
Untuk mengidentifikasi dan mengetahui kehidupan sosial-ekonomi keluarga
nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
|
5
|
Manfaat
Penelitian
|
1.
Bagi peneliti : dapat menganalisis bagaimana
kehidupan sosial keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
2.
Bagi akademisi : dapat dijadikan sebagai sumber informasi ataupun referensi
bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Disamping itu juga dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk yang membacanya.
3.
Bagi masyarakat : diharapkan akan berkontribusi dalam memberikan informasi
dan pemahaman mengenai kehidupan sosial keluarga nelayan di Desa
Muara-Binuangeun.
4.
Bagi pemerintah : dapat dijadikan informasi yang diharapkan dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan pembangunan.
|
6
|
Kajian Teori
|
Sebagaian besar
nelayan yang ada di Indonesia tergolong
nelayan tradisional dan buruh nelayan (Kusnadi, 2007:1). Posisi sebagai
nelayan tradisonal dan buruh nelayan ini membuat mereka menjadi sebagai
masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap Sumber Daya Perairan (SDP)
dan masih dikendalikan oleh nelayan besar.
|
7
|
Jenis
Penelitian
|
Penelitian sosial dengan jenis penelitian deskriptif
|
8
|
Metode Penelitian
|
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif.
|
9
|
Teknik
Pengumpulan Data
|
1. wawancara mendalam (in depth interview) dengan informan atau
narasumber.
2. Observasi partisipasi
3. teknik yang ketiga adalah dokumentasi melalui foto-foto di lapangan.
Sementara
4. teknik yang keempat yaitu teknik triangulasi yang dilakukan/digunakan
pada saat data yang diperoleh terkesan simpang siur atau validitas dan
kredibilitasnya diragukan.
|
10
|
Lokasi Dan
Waktu Penelitian
|
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan
Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten
minggu kedua
Juni 2010 sampai dengan minggu keempat Oktober 2010.
|
11
|
Instrumen
Penelitian
|
Panduan
pertanyaan pengarah, catatan harian
|
12
|
Teknik Analisis Data
|
Data
reduction, data display, dan data conclusion drawing/verification.
|
13
|
Referensi
|
Sumber penulisan
|
A. ASPEK KEBAHASAAN TEKS PROPOSAL
Fitur-fitur
kebahasaan yang menjadi penanda proposal adalah sebagai berikut.
1. Banyak
meggunakan istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegitan itu sendiri ataupun
tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya..
Istilah kegiatan (penelitian)
|
Istilah keilmuan (kelautan)
|
abstrak
analisis data hipotesis instrumen latar belakang metode penelitian pegolahan data penelitian lapagan pengumpulan data populasi sampel teknik penelitian |
pantai
nelayan
perahu
musim ikan
laut
nelayan tradisional
buruh nelayan
nelayan besar
desa Pesisir
sistem
patron-klien
|
2.
Banyak menggunakan kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah
kegiatan (metode penelitian). Kata-kata yang dimaksud, misalnya, menentukan, menyusun, mencari , mengembangkan,
melengkapi
3.
Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefnisan, yang ditandai oleh penggunaan kata
merupakan, adalah, yaitu, yakni.
4.
Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga.
5.
Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan, direncanakan. Hal itu sesuai
dengan sifat proposal itu sendiri
sebagai
suatu usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan.
6.
Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif). Hal ini penting guna menghindari
kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal.
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 082352406469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
ReplyDelete1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening bagian blangko ijazah.
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000
Ya
ReplyDeleteproposalnya tertuju kepada siapa?
ReplyDelete