A. KEDUDUKAN BAHASA INDOENSIA
Bahasa
Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu:
1.
Sebagai Bahasa Nasional
Ikrar
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 berbunyi:
1.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
2.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku rbanagsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kata
„menjunjung‟ dalam KBBI antara lain berarti memuliakan, menghargai, dan menaati
(nasihat, perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda tersebut
menegaskan, bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu
bahasa Indonesia. Pernyataan tidak merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi
merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia (Halim
dalam Arifin dan Tasai, 1995: 5). Ini berarti pula bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada di atas
bahasa-bahasa daerah.
2.
Sebagai Bahasa Negara
Sebagai
bahasa Negara, kedudukan tersebut dikukuhkan sehari setelah kemerdekaan RI
dikumandangkan atau seiring dengan diberlakukannya konstituasi Undang-Undang
Dasar 1945. Bab XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara ialah
bahasa Indonesia.
B. FUNGSI BAHASA INDONESIA
Di
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.
Lambang kebanggaan kebangsaan
Sebagai
lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa
Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan serta rasa kebanggaan memakainya
senantiasa kita bina.
2.
Lambang identitas nasional
Pada
fungsi ini, bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan lambang Negara
kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki
identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita
yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga
bersih dari unsur-unsur bahasa lain.
3.
Alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya
Berkat
adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok
yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan
bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
4.
Alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang
berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di dalam fungsi ini,
bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa itu mencapai
keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan
identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar
belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa
nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas
kepentingan daerah atau golongan.
Di
dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.
Bahasa resmi kenegaraan
Sebagai
bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Termasuk ke dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta
pidato-pidato kenegaraan.
2.
Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
Pada
fungsi kedua ini, bahasa Indonesia dijadikan sebagai pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
3.
Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan
Di
dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja
sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan
bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, melainkan juga
sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial
budaya dan bahasanya.
4.
Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada fungsi ini,
bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki
ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk
menyatakan nilai-nilai social budaya nasional kita (Halim dalam Arifin dan
Tasai, 1995: 11-12).
RAGAM BAHASA INDONESIA
A.
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam
Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
B.
Jenis-Jenis Ragam Bahasa
1.
Jenis-jenis Ragam Bahasa dari Segi Pemakaian
Dari
segi pemakaian ragam bahasa dibagi menjadi 3 jenis yaitu: ( a) berdasarkan
media (b) berdasarkan hubungan antarpembicara (c) berdasarkan topik
pembicaraan.
a.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
Ditinjau
dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa
terdiri dari: (1) Ragam bahasa lisan (2) Ragam bahasa tulis.
Ciri-ciri
ragam lisan: (a) Memerlukan orang kedua/teman bicara; (b) Tergantung situasi,
kondisi, ruang & waktu; (c)Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal,
hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh. (d) Berlangsung cepat; (e) Sering
dapat berlangsung tanpa alat bantu; (f) Kesalahan dapat langsung dikoreksi; (g)
Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Contoh
ragam lisan : (1) Nia sedang baca surat kabar. (2) Ari mau nulis surat.
Ciri-ciri
ragam tulis: (a)Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara; (b)Tidak tergantung
kondisi, situasi & ruang serta waktu; (c) Harus memperhatikan unsur
gramatikal; (d) Berlangsung lambat; (e) Selalu memakai alat bantu; (f)
Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi; (g) Tidak dapat dibantu dengan gerak
tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh
ragam tulis: (1) Nia sedang membaca surat kabar (2) Ari ingin menulis surat.
b.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Hubungan Antarpembicara
Menurut
akrab tidaknya pembicara, ragam bahasa dibedakan dibedakan menjadi: 1) Ragam
bahasa resmi,
2)
ragam bahasa santai, 3) ragam bahasa akrab.
c.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Topik Pembicaraan
Variasi
bahasa berkenaan dengan pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek atau
register.
Fungsiolek
yaitu variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau
bidang apa. Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan sebagai
berikut:
1)
Ragam hukum: Dia dihukum karena melakukan tindak pidana
2)
Ragam bisnis: Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan
diskon.
3)
Ragam sastra: Cerita itu menggunakan unsur flashback .
4)
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior .
5)
Ragam psikologi: Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang
intensif.
6)
Ragam Olahraga: Hari ini PON XIX/2016 mulai memperebutkan medali emas.
7)
Ragam Bahasa Ilmiah: Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak
berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang
berfungsi menyaring nikotin
2.
Jenis Ragam Bahasa Ditinjau dari Sudut Pandang Penutur
Ragam
bahasa ditinjau dari sudut pandang penutur dibedakan menjadi
a.
ragam bahasa menurut daerah
b.
ragam bahasa menurut pendidikan formal.
c.
ragam bahasa menurut sikap penutur
Penjelasan:
a.
Ragam Bahasa Menurut Daerah
Ragam
bahasa menurut daerah dapat dibedakan menjadi dialek dan kronolek.
Dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu.
Misalnya, Bahasa Jawa dialek Bayumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain
sebagainya. Kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan
oleh sekelompok sosial pada masa tertentu. Contoh : Misalnya, bahasa Melayu
masa kerajaan Sriwijaya berbeda dengan bahasa Melayu masa Abdullah bin Abdul
Kadir Munsji dan berbeda pula dengan bahasa Melayu Riau sekarang.
b.
Ragam Bahasa Menurut Pendidikan Formal /Status Sosial
Ragam
bahasa menurut pendidikan formal, menunjukkan perbedaan yang jelas antara kaum
yang berpendidikan formal (terpelajar) dan yang tidak. Bunyi /f/ dan gugus
konsonan akhir /-ks/, misalnya, sering tidak terdapat dalam ujaran orang yang
tidak bersekolah atau hanya berpendidikan rendah.
Contoh
Pengucapan kata film oleh orang berpendidikan/terpelajar [film]. Sedangkan
pengucapan oleh orang yang tidak terpelajar [pilm].
Dalam
ragam ini dikenal istilah Sosiolek, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan
status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi bahasa ini
menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan,
seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain
scbagainya.
c.
Ragam Bahasa Menurut Sikap Penutur
Ragam
ini dapat disebut langgam atau gaya berbahasa seseorang atau idiolek. Idiolek
adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep idiolek, setiap
orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing. Idiolek
bergantung pada sikap penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau
pembacanya. Sikapnya itu dipengaruhi, antara lain oleh umur dan kedudukan yang
disapa, tingkat keakraban antarpenutur, pokok persoalan yang hendak
disampaikannya, dan tujuan penyampaian informasinya.
3.
Ragam Bahasa Berdasarkan Keformalan
a.
Ragam Beku (Frozen)
Ragam
beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan pada
situasi-situasi hikmat, misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah, dan
sebagainya. Ciri ragam ini adalah cenderung tetap.
b.
Ragam Resmi (Formal)
Ragam
resmi adalah variasi bahasa yang biasa digunakan pada pidato kenegaraan, rapat
dinas, surat-menyurat, dan lain sebagainya. Lebih fleksibel
c.
Ragam Usaha (Konsultatif)
Ragam
usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan
biasa di sekolah, rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil
atau produksi.
d.
Ragam Santai (Casual)
Ragam
santai adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi untuk
berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu istirahat dan
sebagainya. Misalnya penggunaan kata sapaan mas, mbak.
e.
Ragam Akrab (Intimate)
Ragam
akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan leh para penutur yang
hubungannya sudah akrab. Variasi bahasa ini biasanya pendek-pendek dan tidak
jelas. Sapaan dab yg berarti mas di jogja
RAGAM
BAKU DAN RAGAM TIDAK BAKU
Ragam
baku dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar. Ragam baku
memiliki kaidah-kaidah paling lengkap diperikan jika dibandingkan dengan ragam
bahasa yang lain.
Pemakaian
ragam baku tercermin dalam situasi berikut ini.
1)
Komunikasi resmi, yakni dalam surat-menyurat resmi, surat-menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi, penamaan
dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dan sebagainya.
2)
Wacana teknis, yakni dalam laporan resmi dan karya ilmiah.
3)
Pembicaraan di depan umum, yakni dalam ceramah, kuliah, khotbah, dan
sebagainya.
4)
Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Secara
umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut.
Pemersatu,
pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu
kesatuan masyarakat bahasa.
Pemberi
kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai
bahasa lainnya.
Pembawa
kewibawaan, pemakai bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.
Kerangka
acuan, bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa
seseorang atau sekelompok orang.
Sikap
terhadap bahasa baku setidak-tidaknya mengandung tiga dimensi, yaitu (1) sikap
kesetiaan bahasa, (2) sikap kebanggaan bahasa, dan (3) sikap kesadaran akan
norma dan kaidah bahasa. Ketiga sikap tersebut terkait erat dengan keempat
fungsi bahasa baku.
Sumber:
Mudini,
dkk. 2016. Kedudukan, Fungsi, dan Ragam
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
POSTINGAN TERKAIT
MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA BACA DI SINI
SOAL SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA BACA DI SINI
SOAL KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN RAGAM BAHASA INDONESIA BACA DI SINI
CAKUPAN MATERI OGN SMP BACA DI SINI
0 komentar:
Post a Comment