Showing posts with label SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK. Show all posts
Showing posts with label SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK. Show all posts
21 September 2017
28 July 2017
SOAL PEDAGOGIK KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK (MODUL KKA-2)
Kerjakan soal di
bawah ini! Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Pak Dema sangat memahami karakteristik siswa-siswinya. Karena siswa-siswinya sering menunjukkan sikap kurang antusias setiap kali diskusi kelompok. Kali ini Pak Dema melakukan kebijakan yang berbeda dari biasanya. Pak Dema membentuk kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen terdiri atas putra dan putri. Ternyata upaya Pak Dema ini berhasil. Tiap-tiap kelompok menjadi lebih antusias berdiskusi.
Keberhasilan Pak Dema tersebut disebabkan adanya perkembangan fisik anak pada bagian ....
A. Kelenjar eksostrin
B. Hormon testosterone
C. Kelenjar endoktrin
D. Struktur fisik
1. Pak Dema sangat memahami karakteristik siswa-siswinya. Karena siswa-siswinya sering menunjukkan sikap kurang antusias setiap kali diskusi kelompok. Kali ini Pak Dema melakukan kebijakan yang berbeda dari biasanya. Pak Dema membentuk kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen terdiri atas putra dan putri. Ternyata upaya Pak Dema ini berhasil. Tiap-tiap kelompok menjadi lebih antusias berdiskusi.
Keberhasilan Pak Dema tersebut disebabkan adanya perkembangan fisik anak pada bagian ....
A. Kelenjar eksostrin
B. Hormon testosterone
C. Kelenjar endoktrin
D. Struktur fisik
16 April 2017
SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
KOMPETENSI INTI GURU: MENGUASAI
TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
1.
Peserta didik dapat belajar jika ia tidak hanya
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Hal ini sesuai dengan prinsip belajar….
A.
Pengulangan
B. Keterlibatan langsung
C.
Penguatan
D.
Keaktifan
2.
Seorang guru selalu memberikan apresiasi atau
penghargaan berupa nilai yang baik dan kata-kata positif terhadap keberhasilan
peserta didik dalam pembelajaran. Hal itu dilakukan karena berdasarkan
pengalamannya nilai yang baik dan kata-kata positif dapat membuat siswa lebih
giat belajar.
Guru tersebut telah menerapkan prinsip pembelajaran….
A.
Perhatian dan motivasi
B.
Perbedaan individual
C.
Tantangan
D.
Balikan atau penguatan
3.
Dalam mempersiapkan siswa menghadapi Ujian
Nasional, seorang guru memberikan beberapa kali latihan soal kepada siswa. Guru
berharap akan terjadi peningkatan penguasaan oleh siswa terhadap materi
pembelajaran dengan latihan yang dilaksanakan tidak hanya sekali.
Guru tersebut menerapkan prinsip pembelajaran…
A.
Penguatan atau balikan
B.
Perhatian dan motivasi
C. Pengulangan
D.
Tantangan
Pembahasan
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
ü
Perhatian dan Motivasi: Tanpa adanya perhatian
tak mungkin terjadi belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang.
ü
Keaktifan: Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalami sendiri.
ü
Keterlibatan langsung/Berpengalaman: belajar
yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
ü
Pengulangan: belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu
memperbesar peluang timbulnya respons benar.
ü
Tantangan: Tujuan dan hambatan dalam belajar
memberikan motif kepada siswa untuk mengatasi hambatan dan meraih tujuan
belajar
ü
Balikan atau Penguatan: Kata-kata yang positif
dan nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Pujian
dan nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan
positif.
ü
Perbedaan Individual: Siswa merupakan individual
yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa
memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
Untuk memperdalam pemahaman tentang prinsip-prinsip pembelajaran
Baca Ringkasan Materi Pedagogik Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Baca Ringkasan Materi Pedagogik Prinsip-Prinsip Pembelajaran
SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK TEORI BELAJAR
KOMPETENSI
INTI GURU: MENGUASAI TEORI BELAJAR DAN
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
1. Teori
ini memandang belajar sebagai hasil dari
pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus) dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati.
Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan
semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar yang
dimaksud adalah…
A. Behaviorisme
B. Humanistik
C. Sibernetik
D. Kontruktivisme
2. Di
dalam proses pembelajaran, para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia
bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial
and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau
menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu.
Hal ini merupakan penerapan teori belajar….
A. Sibernetik
B. Humannistik
C. Behaviorisme
D. Konstruktivisme
3. Menurut
teori ini, peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, motivator,
dan memberikan kesadaran mengenai makna kehidupan pada siswa. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari
sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini adalah ….
A.
Humanistik
B. Konstruktivisme
C. kognitivisme
D. Nativisme
4. Pada
masa kini siswa dituntut untuk dapat belajar setiap saat dan bisa terjadi di
manapun. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang memungkinkan belajar
jarak jauh dalam jaringan atau online.
Pernyataan diatas sejalan dengan teori belajar ….
A. Sibernetik
B. Konstruktivisme
C. Behaviorisme
D. Kognitivisme
5. Pendapat
yang menyatakan bahwa pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat terkait
dengan pengetahuan lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif seseorang
adalah teori belajar…
A. Behaviorisme
B. Konstruktivisme
C.
Kognitivisme
D. Sibernatik
Pembahasan
Macam-Macam
Teori Belajar
ü Behaviorisme:
Teori belajar tingkah laku (behaviorisme) memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari
luar (stimulus) dan balasan dari siswa
(response) yang dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan
dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of
exercise).
ü Kognitivisme:
Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) adalah suatu organisasi
mental tingkat tinggi yang terbentuk pada saat orang itu berinterkasi dengan
lingkungannya. Sejalan dengan itu, pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat
terkait dengan pengetahuan lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif
seseorang.
ü Konstruktivisme:
Belajar untuk menemukan (learning by discovery is learning to discover). di
kelas para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan
data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan
menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta
bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu.
ü Nativisme:
belajar bahasa pada hakikatnya hanyalah proses pengisian detil kaidah-kaidah
atau struktur aturan-aturan bahasa ke dalam LAD (Language Acquasition Device) yang sudah tersedia secara alamiah
pada manusia.
ü Humanistik:
tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap
berhasil jika seorang pelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.
ü Sibernatik:
belajar adalah pengolahan atau pemrosesan informasi. Teori ini berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Teori ini juga lebih
mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang dipelajari.
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TERHADAP MATERI TEORI BELAJAR
BACA RINGKASAN MATERI KOMPETENSI PEDAGOGIK TEORI BELAJAR
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TERHADAP MATERI TEORI BELAJAR
BACA RINGKASAN MATERI KOMPETENSI PEDAGOGIK TEORI BELAJAR
15 April 2017
SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGATASI KESULITAN
BELAJAR PESERTA DIDIK
KOMPETENSI INTI GURU : MENGUASAI
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL, KULTURAL,
EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL
1. Setiap
individu tidak sama. Perbedaan individu ini menyebabkan perbedaan tingkah laku
belajar di kalangan peserta didik. Sehingga memunculkan perbedaan kemampuan
peserta didik dalam memahami materi pembelajaran di kelas yang sering disebut
sebagai kesulitan belajar. Ada banyak faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Salah
satu penyebab kesulitan belajar siswa adalah intelegensi yang rendah dan
terbatas.
Penyebab
kesulitan belajar tersebut digolongkan ke dalam factor…
A. Intelektual
B. Kondisi
fisik dan kesehatan
C. Sosial
D. Keluarga
Jawab: A
Pembahasan
Penyebab kesulitan belajar antara lain:
1) Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah
dan terbatas;
2) Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk
kondisi kelainan, seperti kurangnya gizi pada ibu hamil, bayi dan anak,
kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakit persalinan;
3) Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain,
pergaulan dan lingkungan sekitar;
4) Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang
tidak baik dan kurangnya dukungan belajar dari orang tua.
2. Ada
banyak jenis kesulitan/gangguan belajar yang seringkali ditemui dalam
perkembangan seorang peserta didik. Antara lain, peserta didik mengalami kesulitan
dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Kesulitan
tersebut termasuk jenis kesulitan belajar…
A. Social-emosional
B. Akademik
C. Simbolik
D. Nonsimbolik
Jawab: B
Pembahasan:
Empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam
perkembangan seorang anak:
1) Kesulitan
belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan kesulitan
berhitung.
2) Gangguan
simbolik, yaitu ketidakmampuan anak
untuk dapat memahami suatu obyek sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada
organ tubuhnya.
3) Gangguan
nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran karena ia
mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.
4) Ganguan
sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi dalam
diri anak.
3. Permasalahan
sosial emosional dalam belajar yang dialami peserta didik sangat beragam. Salah
satunya adalah peserta didik cenderung pendiam, pasif, dan mudah tersinggung.
Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa tidak mampu dan
cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.
Permasalahan
yang dialami peserta didik tersebut di sebut….
A. Hiperaktif
B. Distractibiliti
child
C. Poor Self Consept
D. Impulsif
Jawab:
C
Pembahasan
Permasalahan
social emosional peserta didik, antara lain sebagai berikut:
(1)
Hiperaktif, anak hiperaktif cenderung tidak bisa diam. Ia cenderung bergerak
terus menerus, kadang suka berlarian, melompat-lompat, bahkan teriak-teriak di
kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol, karena ia melakukan aktivitas sesuai
kemauannya sendiri.
(2)
Distractibility Child, anak distractibility seringkali mengalihkan perhatiannya
ke berbagai obyek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, tetapi tidak bisa
memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak ini
juga cepat bosan.
(3)
Poor Self Consept, anak yang poor self consept cenderung pendiam, pasif, dan
mudah tersinggung. Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa
tidak mampu dan cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.
(4)
Impulsif, anak yang impulsif cepat sekali bereaksi terhadap sesuatu di
sekitarnya, tetapi hal tersebut justru mencerminkan ketidakmampuannya.
Misalnya, setiap guru memberi pertanyaan, anak ini cepat bereaksi untuk cepat
menjawab. Anak ini seperti ingin menunjukkan bahwa ia pandai. Padahal cara
menjawabnya justru mencerminkan
ketidakmampuannya.
4. Cara
mengatasi kesulitan belajar seharusnya berdasarkan gejala yang teramati dan
faktor penyebab kesulitan belajar. Jika kesulitan belajar itu timbul karena
materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa, upaya yang
dilakukan guru antara lain adalah ….
A. Mengatur
tempat duduk siswa
B. Melaksanakan
program remedial
C. menggunakan alat peraga pelajaran
dan media belajar yang tepat
D. Menciptakan
suasana belajar menyenangkan
Jawab: C
Pembahasan
Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai
berikut.
1) tempat duduk siswa
Anak
yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi
tempat duduk bagian depan.
2) Gangguan kesehatan
Anak
yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan
tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga
lainnya.
3) Program remedial
Siswa
yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu
ditolong dengan melaksanakan program remedial.
4) Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan
alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang
mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya, karena materi pelajaran bersifat abstrak
sehingga sulit dipahami siswa.
5) Suasana belajar menyenangkan
Suasana
belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami
hambatan dalam menerima materi pelajaran.
5. Membuat
rancangan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
cara bimbingan belajar. Beberapa pendekatan dapat dilakukan untuk mendeteksi
siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar. Antara lain, menciptakan
hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah
antara guru dengan siswa.
Pendekatan
tersebut dinamakan….
A.
Call
them approach
B. Maintain
good relationship
C. Developing a desire for counseling
D. Analisis
sosiometris
Jawab : B
Pembahasan
Robinson
dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga membutuhkan layanan bimbingan
belajar, sebagai berikut.
(1) Call them
approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara
bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar
membutuhkan layanan bimbingan.
(2) Maintain good
relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga
tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat
dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan
kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler,
rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
(3) Developing
a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah
penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara
mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes,
seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk
dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya. Melakukan
analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat
dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
(4) Melakukan
analisis sosiometris; dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga
mengalami kesulitan Penyesuaian social
Untuk memperdalam pemahaman tentang Kesulitan Belajar Peserta didik baca Ringkasan Materi kompetensi Pedagogik Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Anak
SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN
MORAL PESERTA DIDIK
KOMPETENSI INTI GURU :
MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL,
KULTURAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL
1.
Seorang peserta didik mau menaati tata
tertib sekolah karena ia takut mendapat hukuman dari pihak sekolah. Peserta
didik yang lain menaati tata tertib sekolah untuk mendapatkan pujian dan nilai
yang baik dari gurunya.
Hal
ini merupakan contoh perilaku moral-spiritual pada tahapan….
A. penalaran prakonvensional
B. penalaran
konvensional
C. penalaran
pascakonvensional
D. penalaran
interkonvensional
Jawab: B
2. Seorang peserta didik menaati nilai-nilai yang
ia yakini benar, tetapi tidak menaati nilai-nilai dan standar moral orang tua
dan masyarakat.
Hal
ini merupakan contoh perilaku pada tahapan . . .
A. penalaran
prakonvensional
B. penalaran konvensional
C. penalaran
pascakonvensional
D. penalaran
nonkonvensional
Jawab: B
3.
Seorang peserta didik selalu menaati tata tertib sekolah. Dia mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki
pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi. Dia
juga memiliki moralitas yang benar-benar
telah diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain.
Hal
ini merupakan contoh perilaku moral-spritual pada tahapan ...
A. penalaran
prakonvensional
B. penalaran
konvensional
C. penalaran
pascakonvensional
D. penalaran
interkonvensional
Jawab:
C
Pembahasan
soal nomor 1-3
Teori
Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran
moral dan berkembang secara bertahap yaitu: penalaran prakovensional,
konvensional, dan pascakonvensional.
1. Tingkat
Satu: Penalaran Prakonvesional
Penalaran
prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan
moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi
nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan
hukuman eksternal.
2. Tingkat
Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran
konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan
moral Kohlberg. Internalisasi individu pada tahap ini adalah menengah. Seorang
menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak menaati
standar-standar (internal) orang lain, seperti orang tua atau masyarakat.
3. Tahap
Tiga: Penalaran Pascakonvensional
Penalaran
pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral
Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak
didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral
alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan
suatu kode moral pribadi (Mudini, 2016).
14 April 2017
SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN
SOSIAL-EMOSIONAL PESERTA DIDIK
KOMPETENSI
INTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL,
KULTURAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL
1. Kemampuan
peserta didik untuk membina hubungan dan kemampuan memotivasi diri termasuk
kecerdasan….
A. Kognitif
B. Sosial
C. Emosional
D. moral
Jawab:
C
Pembahasan
Goleman
menyebutkan ada lima kecerdasan emosional, yaitu: (1) Kemampuan mengenali emosi
diri, (2) kemampuan mengelola emosi, (3)
kemampuan memotivasi diri, (4) kemampuan mengenali emosi orang lain, dan (5) kemampuan
membina hubungan.
2. Seorang
peserta mampu mengendalikan diri dengan baik dalam berbagai situasi dan mampu mampu
menjalin kerjasama yang baik dengan teman-temannya, dan mampu memposisikan diri
di lingkungan dengan baik.
Peserta didik tersebut memiliki
kecerdasan…
A. Moral
B. spiritual
C.
Sosial
emosional
D. Kognitif
Jawab:
C
3. Seorang
peserta didik selalu ingin mendominasi dalam suatu kelompok belajar. Dia tidak
memberi kesmpatan anggota lain untuk mengemukakan pendapat. Jika teman lain
yang memimpin dan mengendalikan jalannya diskusi, ia memisahkan diri dan
cenderung belajar sendiri.
Peserta
didik tersebut mengalami permasalahan dalam perkembangan
A.
sosial-emosional
B. kognitif
C. moral
D. spritual
Jawab: A
Pembahasan
soal nomor 2 dan 3
Sosial-emosional
berasal dari kata sosial dan emosi.
Kecerdasan sosial adalah kecerdasan dalam hubungan atau interaksi
sosial. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu,
dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi dibedakan menjadi dua,
yakni emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif seperti perasaan senang,
bergairah, dan bersemangat dalam belajar. Emosi negatif seperti perasaan tidak
senang, kecewa, dan tidak bergairah dalam belajar. Dari segi etimologi, emosi
berasal dari akar kata bahasa Latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan,
bergerak’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-‘ untuk memberi arti ‘bergerak
menjauh’. Makna ini menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi (Mudini, 2016).
Subscribe to:
Posts (Atom)