Showing posts with label SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK. Show all posts
Showing posts with label SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK. Show all posts

21 September 2017

125 SOAL PERSIAPAN UTN KOMPETENSI PEDAGOGIK UNTUK GURU TK, SD, SMP, SMA/SMK, SEMUA MAPEL (DILENGKAPI KUNCI JAWABAN)


PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

1.        Pernyataan berikut yang menjelaskan makna istilah kognitif adalah….

A.      kemampuan berkomunikasi

B.       Kemampuan untuk memecahkan masalah

C.       kemampuan berinteraksi

D.      kemampuan untuk mengintegrasikan diri

28 July 2017

SOAL PEDAGOGIK KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK (MODUL KKA-2)

Kerjakan soal di bawah ini! Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Pak Dema sangat memahami karakteristik siswa-siswinya. Karena siswa-siswinya sering menunjukkan sikap kurang antusias setiap kali diskusi kelompok. Kali ini Pak Dema melakukan kebijakan yang berbeda dari biasanya. Pak Dema membentuk kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen terdiri atas putra dan putri. Ternyata upaya Pak Dema ini berhasil. Tiap-tiap kelompok menjadi lebih antusias berdiskusi.
Keberhasilan Pak Dema tersebut disebabkan adanya perkembangan fisik anak pada bagian ....
A. Kelenjar eksostrin
B. Hormon testosterone
C. Kelenjar endoktrin
D. Struktur fisik

16 April 2017

SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN


KOMPETENSI INTI GURU: MENGUASAI TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

1.       Peserta didik dapat belajar jika ia tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Hal ini sesuai dengan prinsip belajar….

A.      Pengulangan

B.      Keterlibatan langsung

C.      Penguatan

D.      Keaktifan

2.       Seorang guru selalu memberikan apresiasi atau penghargaan berupa nilai yang baik dan  kata-kata positif terhadap keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Hal itu dilakukan karena berdasarkan pengalamannya nilai yang baik dan kata-kata positif dapat membuat siswa lebih giat belajar.

Guru tersebut telah menerapkan prinsip pembelajaran….

A.      Perhatian dan motivasi

B.      Perbedaan individual

C.      Tantangan

D.      Balikan atau penguatan

3.       Dalam mempersiapkan siswa menghadapi Ujian Nasional, seorang guru memberikan beberapa kali latihan soal kepada siswa. Guru berharap akan terjadi peningkatan penguasaan oleh siswa terhadap materi pembelajaran dengan latihan yang dilaksanakan tidak hanya sekali.

Guru tersebut menerapkan prinsip pembelajaran…

A.      Penguatan atau balikan

B.      Perhatian dan motivasi

C.      Pengulangan

D.      Tantangan

Pembahasan

Prinsip-Prinsip Pembelajaran

ü  Perhatian dan Motivasi: Tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

ü  Keaktifan: Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

ü  Keterlibatan langsung/Berpengalaman: belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.

ü  Pengulangan: belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.

ü  Tantangan: Tujuan dan hambatan dalam belajar memberikan motif kepada siswa untuk mengatasi hambatan dan meraih tujuan belajar

ü  Balikan atau Penguatan: Kata-kata yang positif dan nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Pujian dan nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif.

ü  Perbedaan Individual: Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.

Untuk memperdalam pemahaman tentang prinsip-prinsip pembelajaran
Baca Ringkasan Materi Pedagogik Prinsip-Prinsip Pembelajaran
 

SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK TEORI BELAJAR


KOMPETENSI INTI GURU: MENGUASAI TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

1.    Teori ini  memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus)  dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar yang dimaksud adalah…           

A.  Behaviorisme   

B.  Humanistik       

C.  Sibernetik         

D.  Kontruktivisme

2.    Di dalam proses pembelajaran, para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Hal ini merupakan penerapan teori belajar….

A.  Sibernetik         

B.  Humannistik     

C.  Behaviorisme    

D.  Konstruktivisme

3.    Menurut teori ini, peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, motivator, dan memberikan kesadaran mengenai makna kehidupan pada siswa. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini adalah ….

A.    Humanistik   

B.     Konstruktivisme         

C.     kognitivisme   

D.    Nativisme

4.    Pada masa kini siswa dituntut untuk dapat belajar setiap saat dan bisa terjadi di manapun. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang memungkinkan belajar jarak jauh dalam jaringan atau online. Pernyataan diatas sejalan dengan teori belajar ….

A.  Sibernetik        

B.  Konstruktivisme           

C.  Behaviorisme    

D.  Kognitivisme 
5.      Pendapat yang menyatakan bahwa pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat terkait dengan pengetahuan lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif seseorang adalah teori belajar…

A.    Behaviorisme

B.     Konstruktivisme

C.    Kognitivisme

D.    Sibernatik

Pembahasan

Macam-Macam Teori Belajar

ü  Behaviorisme: Teori belajar tingkah laku (behaviorisme) memandang belajar sebagai hasil dari  pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus)  dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise).

ü  Kognitivisme: Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) adalah suatu organisasi mental tingkat tinggi yang terbentuk pada saat orang itu berinterkasi dengan lingkungannya. Sejalan dengan itu, pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat terkait dengan pengetahuan lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif seseorang.

ü  Konstruktivisme: Belajar untuk menemukan (learning by discovery is learning to discover). di kelas para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu.

ü  Nativisme: belajar bahasa pada hakikatnya hanyalah proses pengisian detil kaidah-kaidah atau struktur aturan-aturan bahasa ke dalam LAD (Language Acquasition Device) yang sudah tersedia secara alamiah pada manusia.

ü  Humanistik: tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika seorang pelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.

ü  Sibernatik: belajar adalah pengolahan atau pemrosesan informasi. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Teori ini juga lebih mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang dipelajari.

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TERHADAP MATERI TEORI BELAJAR
BACA RINGKASAN MATERI KOMPETENSI PEDAGOGIK TEORI BELAJAR

15 April 2017

SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK



MENGIDENTIFIKASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK

 KOMPETENSI INTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL, KULTURAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL


1.    Setiap individu tidak sama. Perbedaan individu ini menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan peserta didik. Sehingga memunculkan perbedaan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran di kelas yang sering disebut sebagai kesulitan belajar. Ada banyak faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Salah satu penyebab kesulitan belajar siswa adalah intelegensi yang rendah dan terbatas.

Penyebab kesulitan belajar tersebut digolongkan ke dalam factor…
 
A.  Intelektual

B.  Kondisi fisik dan kesehatan

C.  Sosial

D.  Keluarga


Jawab: A

Pembahasan

Penyebab kesulitan belajar antara lain:

1) Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas;

2) Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, seperti kurangnya gizi pada ibu hamil, bayi dan anak, kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakit persalinan;

3) Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar;

4) Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya dukungan belajar dari orang tua.


2.    Ada banyak jenis kesulitan/gangguan belajar yang seringkali ditemui dalam perkembangan seorang peserta didik. Antara lain, peserta didik mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan berhitung.

Kesulitan tersebut termasuk jenis kesulitan belajar…

 A.  Social-emosional

B.  Akademik

C.  Simbolik

D.  Nonsimbolik


Jawab: B

Pembahasan:

Empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam perkembangan seorang anak:

1)   Kesulitan belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan kesulitan berhitung.

2)   Gangguan simbolik,  yaitu ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu obyek sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya.

3)   Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.

4)   Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi dalam diri anak.


3.    Permasalahan sosial emosional dalam belajar yang dialami peserta didik sangat beragam. Salah satunya adalah peserta didik cenderung pendiam, pasif, dan mudah tersinggung. Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa tidak mampu dan cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.

Permasalahan yang dialami peserta didik tersebut di sebut….

A.  Hiperaktif

B.  Distractibiliti child

C.  Poor Self Consept

D.  Impulsif


Jawab: C

Pembahasan

Permasalahan social emosional peserta didik, antara lain sebagai berikut:

(1) Hiperaktif, anak hiperaktif cenderung tidak bisa diam. Ia cenderung bergerak terus menerus, kadang suka berlarian, melompat-lompat, bahkan teriak-teriak di kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol, karena ia melakukan aktivitas sesuai kemauannya sendiri.

(2) Distractibility Child, anak distractibility seringkali mengalihkan perhatiannya ke berbagai obyek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, tetapi tidak bisa memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak ini juga cepat bosan.

(3) Poor Self Consept, anak yang poor self consept cenderung pendiam, pasif, dan mudah tersinggung. Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa tidak mampu dan cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.

(4) Impulsif, anak yang impulsif cepat sekali bereaksi terhadap sesuatu di sekitarnya, tetapi hal tersebut justru mencerminkan ketidakmampuannya. Misalnya, setiap guru memberi pertanyaan, anak ini cepat bereaksi untuk cepat menjawab. Anak ini seperti ingin menunjukkan bahwa ia pandai. Padahal cara menjawabnya justru mencerminkan  ketidakmampuannya.


4.    Cara mengatasi kesulitan belajar seharusnya berdasarkan gejala yang teramati dan faktor penyebab kesulitan belajar. Jika kesulitan belajar itu timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa, upaya yang dilakukan guru antara lain adalah ….

A.  Mengatur tempat duduk siswa

B.  Melaksanakan program remedial

C.  menggunakan alat peraga pelajaran dan media belajar yang tepat

D.  Menciptakan suasana belajar menyenangkan
 
Jawab: C

Pembahasan

Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut.

1) tempat duduk siswa

Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian depan.

2) Gangguan kesehatan

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.

3) Program remedial

Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan program remedial.

4) Bantuan media dan alat peraga

Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya,  karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.

5) Suasana belajar menyenangkan

Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.

5.    Membuat rancangan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan cara bimbingan belajar. Beberapa pendekatan dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar. Antara lain, menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa.

Pendekatan tersebut dinamakan….

 A.   Call them approach

B.  Maintain good relationship

C.  Developing a desire for counseling

D.  Analisis sosiometris
Jawab : B

Pembahasan

Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga membutuhkan layanan bimbingan belajar, sebagai berikut.

(1) Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.

(2) Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.

(3) Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.

(4) Melakukan analisis sosiometris; dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan Penyesuaian social
Untuk memperdalam pemahaman tentang Kesulitan Belajar Peserta didik baca Ringkasan Materi kompetensi Pedagogik Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Anak
 

SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK


PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK

KOMPETENSI INTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL, KULTURAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL

1.  Seorang peserta didik mau menaati tata tertib sekolah karena ia takut mendapat hukuman dari pihak sekolah. Peserta didik yang lain menaati tata tertib sekolah untuk mendapatkan pujian dan nilai yang baik dari gurunya.

Hal ini merupakan contoh perilaku moral-spiritual pada tahapan….

A.  penalaran prakonvensional

B.  penalaran konvensional

C.  penalaran pascakonvensional    

D.  penalaran interkonvensional

Jawab: B


2.  Seorang peserta didik menaati nilai-nilai yang ia yakini benar, tetapi tidak menaati nilai-nilai dan standar moral orang tua dan masyarakat.

Hal ini merupakan contoh perilaku pada tahapan . . .       

A.  penalaran prakonvensional

B.  penalaran konvensional         

C.  penalaran pascakonvensional

D.  penalaran nonkonvensional

Jawab: B

3. Seorang peserta didik selalu menaati tata tertib sekolah. Dia  mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi. Dia juga memiliki moralitas yang  benar-benar telah diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain.

Hal ini merupakan contoh perilaku moral-spritual pada tahapan ...                      

A.  penalaran prakonvensional

B.  penalaran konvensional

C.  penalaran pascakonvensional    

D.  penalaran interkonvensional

Jawab: C

Pembahasan soal nomor 1-3

Teori Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap yaitu: penalaran prakovensional, konvensional, dan pascakonvensional.

1.      Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional

Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal.

2.      Tingkat Dua: Penalaran Konvensional

Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Internalisasi individu pada tahap ini adalah menengah. Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak menaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orang tua atau masyarakat.

3.      Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional

Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi (Mudini, 2016).

14 April 2017

SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL PESERTA DIDIK


PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL PESERTA DIDIK

KOMPETENSI INTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL, KULTURAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL



1.      Kemampuan peserta didik untuk membina hubungan dan kemampuan memotivasi diri termasuk kecerdasan….



A.    Kognitif

B.     Sosial

C.     Emosional

D.    moral

Jawab: C

Pembahasan

Goleman menyebutkan ada lima kecerdasan emosional, yaitu: (1) Kemampuan mengenali emosi diri,  (2) kemampuan mengelola emosi, (3) kemampuan memotivasi diri, (4) kemampuan mengenali emosi orang lain, dan (5) kemampuan membina hubungan.

2.      Seorang peserta mampu mengendalikan diri dengan baik dalam berbagai situasi dan mampu mampu menjalin kerjasama yang baik dengan teman-temannya, dan mampu memposisikan diri di lingkungan dengan baik.

Peserta didik tersebut memiliki kecerdasan…



A.      Moral

B.      spiritual

C.      Sosial emosional

D.     Kognitif

Jawab: C

3.      Seorang peserta didik selalu ingin mendominasi dalam suatu kelompok belajar. Dia tidak memberi kesmpatan anggota lain untuk mengemukakan pendapat. Jika teman lain yang memimpin dan mengendalikan jalannya diskusi, ia memisahkan diri dan cenderung belajar sendiri.  

Peserta didik tersebut mengalami permasalahan dalam perkembangan   

A.    sosial-emosional        

B.     kognitif           

C.     moral

D.    spritual



Jawab: A

Pembahasan soal nomor 2 dan 3

Sosial-emosional berasal dari kata sosial dan emosi.  Kecerdasan sosial adalah kecerdasan dalam hubungan atau interaksi sosial. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi dibedakan menjadi dua, yakni emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif seperti perasaan senang, bergairah, dan bersemangat dalam belajar. Emosi negatif seperti perasaan tidak senang, kecewa, dan tidak bergairah dalam belajar. Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa Latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan, bergerak’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-‘ untuk memberi arti ‘bergerak menjauh’. Makna ini menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi (Mudini, 2016).