24 December 2017

RPP TEKS RESENSI KELAS XI SEMESTER 2 KD 3.16, 4.16, 3.17, 4.17


CONTOH RPP TEKS RESENSI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Sekolah/Satuan Pendidikan      :

Mata Pelajaran                         : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester                        : XI/4

Pertemuan Ke                           : 8, 9, dan 10

Alokasi Waktu                           : 3 Pertemuan (3 X 4 Jam Pelajaran x 45 menit)

Materi Pokok                             : Membuat Teks Resensi



         A.   Kompetensi Inti
    
                                       

Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3)  kompetensi pengetahuan pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta  dalam menempatkan diri  sebagai cerminan bangsa  dalam pergaulan dunia”,  dicapai melalui  pembelajaran tidak langsung  (indirect teaching), yakni keteladanan, pembiasaan,  dan budaya sekolah,  dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta  kebutuhan dan kondisi peserta didik.  Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan digunakan sebagai dasar bagi guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KI 1 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,  prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya  tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan,  dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 
KI 2 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait  dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
                   


          B.  Kompetensi Dasar dan Indikator 


Kompetensi Dasar
Indikator
3.16   Membandingkan isi berbagai resensi  
          untuk menemukan sistematika sebuah
          resensi.
4.16   Menyusun sebuah resensi dengan
          memerhatikan hasil perbandingan
          beberapa teks resensi.
·      Menentukan persamaan dan perbedaan isi dan sistematika beberapa resensi.
·      Menyusun sebuah resensi buku dengan memperhatikan kelengkapan unsur-unsurnya.
·      Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi resensi hasil kerja dalam diskusi kelas.
3.17  Menganalisis kebahasaan resensi          setidaknya dua karya yang berbeda.
4.17  Mengkonstruksi sebuah resensi dari          buku kumpulan cerita pendek atau novel          yang sudah dibaca.

·       Mengidentifikasi kebahasaan resensi.
·       Mengonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerpen atau novel.
·      Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi resensi hasil kerja dalam diskusi kelas.

     
        C.    Materi Pembelajaran


Resensi:

·       isi dan kebahasaan dalam resensi;

·       membuat resensi;

·       unsur-unsur resensi; dan

·       sistematika resensi.


Resensi:

·       unsur-unsur kebahasaan resensi; dan

·       merekonstruksi resensi.

  D.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
  

Pendahuluan: 3 X 10 menit

(Membangun Konteks)

1.  Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan  pembelajaran sebelumnya.
3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tenting hal-hal yang Akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang pembelajaran teks resensi




          Kegiatan Inti: 3 X 150 menit

          (Menelaah Model)





1.  Peserta didik membaca 2 atau 3 teks resensi yang ertema sama.
2.  Peserta didik mencermati struktur teks dari 2 atau 3 teks resensi yang telah dibacanya.
3.  Peserta didik mencermati ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks resensi.
4.  Peserta didik mencermati isi pokok dalam 2 atau 3 teks resensi.
5.  Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang variasi struktur teks dari 2 atau 3 teks resensi.
6.  Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang ciri kebahasaan yang digunakan dalam 2 atau 3 teks resensi.
7.  Peserta didik mengajukan pertanyaan isi pokok dari 2 atau 3 teks resensi.
 8.   Peserta didik mengumpulkan informasi melalui telaah model teks resensi.
 9.   Peserta didik melakukan klasifikasi dan deskripsi hubungan ntarkomponen yang ditemukan berdasarkan telaah model teks 
         10. Peserta didik menyimpulkan struktur teks resensi.  
         11. Peserta didik menyimpulkan ciri kebahasaan teks resensi.
         12. Peserta didik menyimpulkan isi pokok dari 2 atau teks resensi.
         13. Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatan tentang struktur, ciri bahasa, dan isi pokok dari 2 atau 3 teks resensi.




          (Mengonstruksi Terbimbing)





  14. Peserta didik mengerjakan latihan dan tugas yang diberikan guru untuk mengembangkan kompetensi (seperti latihan kata, kalimat, dan paragraf) yang sesuai dengan jenis teks resensi:
a. latihan kosa kata teknis, sinonim
b. latihan penulisan unsur serapan
c. latihan pengembangan teks resensi
d. latihan pengembangan kekohesian

   15. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku atau berpasangan untuk menentukan topik dan menyusun kerangka karangan. Latihan pengembangan topik dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web) atau teknik lain yang dapat digunakan.

(Mengonstruksi Mandiri)





  16.  Peserta didik menentukan topik teks resensi dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web).
  17.  Peserta didik menyusun kerangka teks resensi.
  18.  Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik yang telah dipilih.
  19.  Peserta didik menyusun teks resensi berdasarkan kerangka yang telah disusun dengan memperhatikan struktur teks, ciri kebahasaan, dan EBI.
  20.  Peserta didik mempresentasikan teks resensi yang telah disusun.
  21.  Peserta didik menanggapi teks resensi.
  22.  Peserta didik merevisi teks resensi berdasarkan masukan dari teman.
  23.  Peserta didik memasukkan lembar coretan kerja dan semua draf hingga draf final ke  bendel portofolio masing-masing.





Penutup: 3 X 20 menit




 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
 2. Peserta didik melaksanakan penilaian  pembelajaran yang diberikan pendidik.
 3. Peserta didik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah dicapai.
 4. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam






         E.   Penilaian 

      KD dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)


Kompetensi Dasar
Indikator
3.16   Membandingkan isi berbagai resensi             untuk menemukan sistematika sebuah resensi.
3.17  Menganalisis kebahasaan resensi          setidaknya dua karya yang berbeda.
·       Menentukan persamaan dan perbedaan isi dan sistematika beberapa resensi.

·       Mengidentifikasi kebahasaan resensi.




Penilain Proses
Penilaian Hasil
Penilaian proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak kegiatan menelaah Model dan mengonstruksi terbimbing.

Catatan terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran: ketekunan, kerja sama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan, keseriusan.
Jenis    : Tulis
Bentuk : Uraian

Contoh instrumen:
a. Tuliskan persamaan isi beberapa resensi yang
    Anda baca!
b. Tuliskan perbedaan isi beberapa resensi yang
    Anda baca!
c. Tuliskan persamaan sistematika beberapa resensi
    yang Anda baca!
d. Tuliskan perbedaan sistematika beberapa resensi
    yang Anda baca




       KD dan Indikator (KD-4: Keterampilan)


Kompetensi Dasar
Indikator
4.16   Menyusun sebuah resensi dengan
          memerhatikan hasil perbandingan
    beberapa teks resensi.
4.17  Mengkonstruksi sebuah resensi dari         buku kumpulan cerita pendek atau novel yang dibaca.

·      Menyusun sebuah resensi buku dengan memperhatikan kelengkapan unsur-unsurnya.
·       Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi resensi hasil kerja dalam diskusi kelas.

·       Mengonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerpen atau novel.
·       Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi resensi hasil kerja dalam diskusi kelas.



Penilain Proses
Penilaian Hasil
Penilaian proses aspek pengetahuan dapat dilakukan sejak kegiatan Mengonstruksi Terbimbing dan Mengonstruksi Mandiri.

Catatan terhadap peserta didik pada kegiatan tersebut dapat dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas (bendel portofolio): ketekunan, kerjasama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan, keseriusan.
Jenis   :  Menulis
Bentuk:  Uraian

Contoh Instrumen
Susunlah resensi buku yang Anada baca dengan memerhatikan hal di bawah ini!
a.  Tentukan topik teks resensi.
b.  Buatlah kerangka sesuai dengan struktur
     teks resensi.
c.  Kembangkan kerangka tersebut menjadi teks
     resensi dengan memerhatikan struktur teks,
     ciri kebahasaan, dan EBI.


Portofolio

Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:

(a)   draf final (produk) berbobot 40%;

(b)   bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;

(c)   bukti catatan tentang apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan

(d)   catatan reflektif berbobot 25%. 


Sikap

       Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan mengisi jurnal.


Contoh format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran

Nama Satuan pendidikan           :

Tahun pelajaran             :

Kelas/Semester                         :

Mata Pelajaran              : Bahasa dan Sastra Indonesia 


No.
Waktu
Nama
Kejadian/ Perilaku
Butir sikap
Positif/ Negatif
Tindak Lanjut
1.
17 April 2018
Lentera
Memainkan HP ketika berdiskusi  tentang struktur teks resensi.
disiplin
-
Dipanggil dan disuruh menganalisis teks resensi yang lain
2.
18 April
2018
Tatik
Mengerjakan tugas dengan serius, tepat waktu, dan hasilnya sangat baik
Tanggung jawab
+
Diberi pujian atau apresiasi


Pedoman Penskoran 

b.      Pengetahuan

Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
1
a.     Peserta didik menuliskan persamaan isi beberapa resensi dengan sangat tepat
4
c.     Peserta didik menuliskan persamaan isi beberapa resensi dengan tepat
3
d.     Peserta didik menuliskan persamaan isi beberapa resensi dengan kurang tepat
2
e.     Peserta didik menuliskan persamaan isi beberapa resensi dengan tidak tepat
1



Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
2
a.    Peserta didik menuliskan perbedaan isi beberapa resensi dengan sangat tepat
4
b.    Peserta didik menuliskan perbedaan isi beberapa resensi dengan tepat
3
c.    Peserta didik menuliskan perbedaan isi beberapa resensi dengan kurang tepat
2
d.    Peserta didik menuliskan perbedaan isi beberapa resensi dengan tidak tepat
1



Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
3
a.    Peserta didik munuliskan persamaan sistematika beberapa resensi dengan sangat tepat
4
b.    Peserta didik munuliskan persamaan sistematika beberapa resensi dengan tepat
3
c.    Peserta didik munuliskan persamaan sistematika beberapa resensi dengan kurang tepat
2
d.    Peserta didik munuliskan persamaan sistematika beberapa resensi dengan tidak tepat
1



Soal
Aspek yang Dinilai
Skor
4
a.    Peserta didik munuliskan perbedaan sistematika beberapa resensi dengan sangat tepat
4
b.    Peserta didik munuliskan perbedaan sistematika beberapa resensi dengan tepat
3
c.    Peserta didik munuliskan perbedaan sistematika beberapa resensi dengan kurang tepat
2
d.    Peserta didik munuliskan perbedaan sistematika beberapa resensi dengan tidak tepat
1


         Keterangan

         Nilai = Perolehan skor     

                    Jumlah soal

     Contoh
     Nilai =  10  x 100 = 83,33

                   12

b. Keterampilan


Bait
Aspek yang Dinilai
Skor
1
a.  Peserta didik menentukan topik teks resensi sangat sesuai isi teks
4
b.  Peserta didik menentukan topik teks resensi sesuai isi teks
3
c.  Peserta didik menentukan topik teks resensi kurang sesuai isi teks
2
d.  Peserta didik menentukan topik teks resensi tidak sesuai isi teks
1
2
a.  Peserta didik menyusun kerangka teks resensi sangat lengkap dan sangat sesuai dengan topik
4

b.  Peserta didik menyusun kerangka teks resensi lengkap dan sesuai dengan topik
3

c.  Peserta didik menyusun kerangka teks resensi kurang lengkap dan kurang dengan topik
2

d.  Peserta didik menyusun kerangka teks resensi tidak lengkap dan tidak sesuai isi teks
1
3
a.    Peserta didik menulis teks resensi sangat sesuai dengan kerangka,  struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
4

b.    Peserta didik menulis teks resensi sesuai dengan kerangka,  struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
3

c.    Peserta didik menulis teks resensi kurang  sesuai dengan kerangka,  struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
2

d.    Peserta didik menulis teks resensi tidak sesuai dengan kerangka,  struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
1

          
Nilai = Perolehan skor                     

           Jumlah kreteria/soal             

Contoh:

          Nilai  =  11   x 100  = 91,66

                        12

F.   Pendukung Pembelajaran (Alat, Media, Bahan, Sumber)

      1. Penyajian komputer (laptop) dengan program powerpoint.

2. Bahan ajar otentik buku rensesi (hasil penelitian atau media massa).

3. Buku teks dan buku ensiklopedia.

4. Teks Referensi buku di perpustakaan sekolah

5. Internet. 

Mengetahui,                                                                     ....................., .........

Kepala................                                                             Guru Mata Pelajaran,





.............                                                                                  ..............                  
            




LAMPIRAN MATERI



TEK RESENSI

Kompetensi Dasar
Pengetahuan
Keterampilan
3.16 Membandingkan isi berbagai resensi untuk menemukan sistematika sebuah resensi

4.16 Menyusun sebuah resensi dengan memerhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi

3.17 Menganalisis kebahasaan resensi setidaknya dua karya yang berbeda

4.17 Mengkonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerita pendek atau novel yang sudah dibaca


A.    Contoh Teks
Kita telah mengenal berbagai jenis karya tulis baik yang ilmiah maupun nonilmiah. Salah satunya adalah resensi. Apakah resensi itu, apa manfaat atau fungsinya, bagaimana strukturnya, serta bagaimana kaidah kebahasaannya.

     Coba perhatikan contoh teks berikut.

     Contoh teks resensi 1

            The Coke Machine, Kebenaran Kotor di Balik Minuman Ringan Favorit Dunia
Judul : The Coke Machine, Kebenaran Kotor di Balik Minuman Ringan Favorit Dunia

Penulis   : Michael Blanding

Penerbit : Elex Media Komputindo

Terbit      : 2011

Halaman : 420 Halaman

Harga      : Rp. 99.800

Korporasi raksasa yang mendunia selalu memiliki dua wajah yang bertolak belakang. Di satu sisi ia dapat tampil cantik, namun di sisi lain ia memiliki wajah buruk yang selalu ingin dirahasiakan.

Begitu juga dengan perusahaan minuman ringan bersoda The Coca Cola Company. Perusahaan yang telah mendunia ini dilaporkan memiliki sejumlah persoalan yang selama ini tidak diketahui oleh publik.

Buku yang ditulis oleh Michael Blanding ini menjelaskan bagaimana kemajuan perusahaan yang berdiri pada tahun 1892 itu bukan semata-mata karena kehebatan produknya, namun karena iklan.


Iklan Coca Cola yang begitu hebat telah membentuk berbagai citra tentang Coca Cola. Tak ayal lagi, Coca Cola tidak hanya sekadar brand yang mendunia, namun juga sebuah kultur.


Sebagai sebuah kultur Coca Cola menjadi bagian dari keseharian, terutama orang-orang Amerika. Konsumsi Coca Cola pun menjadi sebuah simbol ataupun identitas masyarakat Amerika.

Hasilnya, lingkar pinggang orang Amerika kian membesar. Penelitian menunjukkan bahwa minuman soda yang ditambahkan pada porsi setiap kali makan, akan menambah kemungkinan kegemukan sekitar 60 persen (hal. 90).


Di samping itu, Coca Cola pun telah masuk dalam dalam ritus-ritus keagamaan dan praktik budaya. Masyarakat yang hidup di perbukitan Chiapas Highlands, Meksiko, misalnya, kini telah melibatkan “si kaleng merah” dalam ritual-ritual keagamaan, ia menjadi bagian dari pemujaan.


Hal ini menunjukkan bagaimana Coca Cola telah mengubah kode-kode dalam praktik ritual. Ia telah menjungkirbalikkan nilai-nilai otentik budaya lokal. Jika memang Coca Cola concern dengan keberlangsungan budaya lokal, seharusnya ia dapat mengendalikan ini.


Persoalan yang harus dihadapi Coca Cola adalah persoalan pelanggaran hak-hak asasi buruh. Ini terjadi di Columbia. Di negara ini sejumlah kasus yang berakhir pada kematian buruh pabrik Coca Cola, beberapa kali terjadi.


Tuntutan buruh untuk memperoleh hak-haknya ternyata tidak selalu mendapat respon positif. Bahkan Dalam buku ini disampaiakan justru perusahaan yang berusaha untuk menghancurkan serikat pekerja yang menuntut hak-haknya.


Malah, dilukiskan dalam buku ini adanya kemungkinan disewanya tentara bayaran untuk menghentikan gerakan serikat pekerja. Di negeri yang sama juga dilakukan montaje judicial atau jebakan pengadilan terhadap para aktivis serikat pekerja.


Masalah lain yang terus menyudutkan Coca Cola adalah pencemaran lingkungan. Dari India dilaporkan bahwa perusahaan minuman bersoda itu telah mencemari lingkungan. Mereka membuang limbah pabrik dengan seenaknya.


Limbah pabrik itu telah memperburuk kondisi lingkungan. Bahkan hewan-hewan peliharaan mati karena meminum air dari sungai yang tercemar. Keinginan untuk mengubah keadaan ini juga tidak kunjung muncul.


Catatan lain tentang buku ini ialah, adanya ketidakberimbangan dalam menampilkan fakta mengenai Coca Cola. Hasilnya, buku ini terkesan sebagai black campaign terhadap perusahaan asal Amerika Serikat itu.
Contoh teks resensi 2
Judul            : Pantai dan Kehidupannya
Pengarang    : Edy Karsono
Penerbit        : PT. INDAHJAYA Adipratama
Tahun terbit  : Cetakan I thn 1996 Cetakan V
                        th 2003
Kota terbit     : Bandung
Jumlah halaman  : 64

Edy Karsono ialah pengarang dari buku berjudul Pantai dan Kehidupannya yang mengungkapkan bahwa pantai itu manfaatnya bukan hanya sebagai tempat berekreasi, banyak sekali manfaat-manfaat pantai yang sangat penting bagi manusia. Contohnya saja dalam bidang ekonomi, pantai sangat bermanfaat bagi penduduk sekitarnya untuk mencari nafkah sebagai nelayan. Selain sebagai mata pencaharian, pantai juga banyak sekali makhluk hidup yang hidup di sana yang memilki berbagai manfaat yang beragam. Misalnya burung-burung laut yang bisa diambil telur dan dagingnya. Siput, udang, lokan, tiram, dan remis untuk dimakan atau dijual ke pasar. Anjing laut yang bisa dimanfaatkan dagingnya untuk dimakandan bulunya untuk bahan pakaian orang-orang kaya di kota-kota besar.
Buku ini juga bukan hanya sekedar menjelaskan manfaat-manfaat pantaisaja, melainkan buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana sejarahnya pantai,apa saja bencana yang dapat terjadi di pantai, mengapa pantai harus dijaga kelestariannya, dan juga contoh-contoh negara yang menyalahgunakan pantai. Sehingga menyebabkan pantai dan makhluk hidup di sekitarnya menjadi terganggu. Selain itu pula, buku ini juga menceritakan berbagai macam hewan dan tumbuhan yang hidup di pantai, mulai dari kebiasaannya, caranya hidup dan mencari makan,caranya menghindari pemangsanya, dan lain-lain hal yang dapat kalian pelajaridari buku ini.
Buku ini juga menjelaskan dalam bentuk kalimat yang tidak terlalu rumit sehingga mudah dipahami oleh pembacanya. Walaupun disajikan dalam kalimat simpel yang sederhana, buku ini tidak menyajikan gambar-gambar berwarna melainkan hitam-putih saja namun relevan dengan topik yang dibicarakan dan cukup memberi gambaran informasi yang jelas. Itulah yang menyebabkan buku ini terasa sedikit membosankan, namun sangat berguna bagi kita.
(+)
- Informatif, lengkap, dan logis
- Menggunakan kalimat yang sederhana sehingga memudahkan yang membacanya
- Terdapat gambar yang relevan
(-)
- Desainnya tidak menarik 
- Gambar yang disajikan tidak berwarna
Demikianlah artikel tentang contoh resensi buku terlengkap yang kami dapat dari berbagai sumber buku. Dari keseluruhan cerita atau resensi buku diatas apabila dibaca dengan seksama, banyak sekali pesan dan amanat dari penulis yang sangat berarti dan besar sekali manfaatnya.
Contoh teks 3
1. Identitas buku

Judul buku               : Hujan Kepagian
Pengarang                : Nugroho Notosusanto
Penerbit                    : Balai Pustaka
Tahun Terbit             : 2011
Jumlah Halaman       : vi+62 halaman


2. Pembuka Resensi

Kumpulan cerpen Hujan Kepagian terdiri atas 6 buah cerita. Cerpen tersebut mengisahkan tentang kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak karya sastra menampilkan kisah-kisah di revolusi, yang kisahnya dialami sendiri oleh pengarangnya. Perang yang diceritakan dalam cerpen tidak hanya dilihat dari sudut peristiwa yang berkaitan dengan tindakan-tindakan serba heroik para pelakunya. Dalam buku Hujan Kepagian ini juga bisa dilihat banyak sisi yang lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri juga terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan saat menjadi anggota tentara pelajar.

3.Jenis Buku
           Pada buku Hujan Kepagian merupakan cerita nonfiksi karena pengarang mengisahkan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan yang telah dialami oleh pengarang itu sendiri.

4.Keunggulan Isi Buku

·     Organisasi Buku :
Pengalaman-pengalaman selama revolusi ini sangat menarik. Dalam buku ini antara satu  peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat keterkaitan sehingga mampu menarik pembaca.

·     Isi Buku :
Dilihat dari isinya ceritanya sangat unik, menarik sehingga layak untuk dibaca.

·     Bahasa :
Dilihat dari segi bahasa yang digunakan pengarang sederhana, akan tetapi memikat. Kalimat- kalimat dalam paragraf disusun secara runtut sehingga mudah dipahami.

5. Kelemahan Isi Buku
     Kelemahan buku ini adalah kebiasaan pengarang menggunakan beberapa kosakata Belanda,sehingga pembaca kurang memahami arti kata tersebut.

6. Nilai Buku
Hal yang perlu kita petik dari buku kumpulan cerpen ini adalah hendaklah kita berjuang dengan hati yang suci dan tulus. Kita berjuang dengan hati yang tulus untuk mempertahankan kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia.
Kesimpulan : Buku kumpulan cerpen “Hujan Kepagian” ini cukup menarik, karena buku ini menceritakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Dan hanya sedikit karya sastra yang menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi yang dialami oleh si pengarang. Selain itu,  buku ini juga memilliki amanat yang mengajak kita generasi muda untuk tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dan selalu berbuat baik.

Identitas peresensi: Ni Luh Junia Purnami

Contoh teks 4

1. Identitas Buku

Judul       : Sang Pemimpi
Penulis    : Andrea Hirata
Penerbit   : PT Bentang Pustaka
Halaman  : x + 292 Halaman
Cetakan   : ke-14, januari 2008
ISBN       : 979-3062-92-4


2. Pratinjau

Buku ini dapat dikatakan buku yang luar biasa hasil karya Andrea Hirata seorang penulis buku ternama. Hal yang luar biasa bisa kita lihat dari penyampaian alur cerita dan juga gaya bahasa yang ditulis dengan sangat baik. Gaya bahasa ini mampu dikemas sangat baik dari awal hingga akhir cerita. Jika ditinjau dari unsur intrinsiknya bisa dibilang novel ini tanpa celah. Di setiap peristiwa dalam buku ini Andrea dapat menggambarkan karakteristik dan juga deskripsi yang sangat kuat pada setiap karrakter yang ada. Bahasa yang digunakan dalam buku ini pun sangat menarik, dengan dibumbui ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang sangat luas. Novel ini menunjukkan kekayaan bahasa sekaligus juga keteraturan berbahasa Indonesia. Dimulai dari istilah- istilah yang saintifik, humor metaforis, hingga dialek dan sastra melayu bertebaran di sepanjang halaman buku novel ini. Mulanya, cerita ini lebih bernuansa komikal dengan latar kenakalan remaja . Canda tawa khas siswa SMA sangat kental dalam novel ini. Namun jika lebih dalam  menjelajahi setiap makna kata akan terasa betapa kuat karakter yang muncul di tiap-tiap tokohnya. Terlebih ketika Andrea membawa kita ke dalam kenyataan hidup yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, dan dengan sensasi filosofis Andrea berhasil kembali membangkitkan obor semangat meraih mimpi dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat berhasil mengantarkannya ke Sorbonne, kota impiannya.

Tidak hanya bicara masalah mimpi novel ini Andrea juga mencitrakan kebijaksanaan seorang ayah yang luar biasa. Walaupun dalam keterbatasan sang ayah terus menerus mendukung mimpi anaknya. Keadaan ini membuat cerita dalam buku novel ini semakin seru dan juga mengharukan. Seorang ayah yang sangat sabar dan juga anaknya yang sangat menghormati ayahnya menjad penyempurna dalam buku novel ini membuat novel ini sangat layak untuk dibaca dan kaya akan pesan pesan moral

3. Kelebihan dan Kelemahan

1) Kelebihan

Kelabihan dari novel ini bisa dilihat dari dari segi kekayaan bahasa dan kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan Andrea memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang sangat berkelas. Andrea juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan yang ada, sehingga pembaca akan selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan daripada novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.

2) Kelemahan

Pada dasarnya novel ini hampir tidak punya kelemahan. Hal ini disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik jika ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.

4. Nilai Buku

Nilai Moral

Nilai moral yang terdapat pada novel ini terasa sangat kental. Sifat-sifat yang ditunjukkan tiap karakter menunjukkan rasa humanis yang tinggi dalam diri seorang remaja dalam menyikapi kerasnya kehidupan ini. 

Nilai Sosial

Nilai sosial dalam novel ini sangat menonjol. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.

Nilai Adat istiadat

Nilai adat di sini juga terasa sangat kental terasa. Adat kebiasaan sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih Indonesia.

Nilai Agama

Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambarkan. Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat mereka patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini begitu kaya.

B. Pengertian Teks

     Beberapa teks yang dicontohkan di atas adalah contoh teks resensi. Coba perhatikan secara cermat, amatilah, dan diskusikanlah teks tersebut.  Selanjutnya rumuskan pengertian resensi.

Resensi berasal dari Bahasa Latin yaitu revidere atau recensie (Belanda) yang artinya adalah menimbang, melihat kembali, atau menilai.

Dalam KBBI, resensi adalah ulasan dari sebuah buku. Jadi resensi merupakan ulasan singkat/tulisan mengenai isi suatu buku, novel, majalah, drama ataupun film yang biasanya disiarkan oleh media-media sosial. Orang yang melakukan resensi disebut peresensi. Orang yang melakukan resensi harus objektif.

     Tujuan meresensi buku antara lain mengajak para pembaca untuk berdiskusi lebih lanjut tentang masalah yang diangkat dalam buku, memberikan pemahaman dan informasi terhadap buku, memberikan pertimbangan kepada pembaca, dan memberikan jawaban /informasi atas pertanyaan yang sering dilontarkan pembaca terhadap buku. Berikut adalah ciri-ciri teks resensi.

C.  Ciri-ciri Teks

1.      Fungsi

Beberapa manfaat resensi buku atau novel adalah:

a.       Sebagai bahan pertimbangan dan memberikan gambaran secara umum kepada pembaca tentang suatu karya dan untuk mempengaruhi mereka atas karya tersebut.
b.      Merupakan sarana atau media promosi buku agar dikenal masyarakat.

2.      Struktur

a.       Judul resensi

                        Judul resensi merupakan identitas suatu karya tulis sama halnya dengan judul
                   buku. Contoh: The Coke Machine, Kebenaran Kotor di Balik Minuman Ringan 
                  Favorit Dunia

b.      Identitas buku, meliputi: judul buku, nama pengarang, nama penerbit, ketebalan buku, tahun terbit, dan nomor edisi.

                        Contoh: 1. Identitas buku
Judul buku               : Hujan Kepagian
Pengarang                : Nugroho Notosusanto
Penerbit                    : Balai Pustaka
Tahun Terbit             : 2011
Jumlah Halaman       : vi+62 halaman

c.       Pendahuluan , berisi latar belakang pengarang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-karya yang dihasilkan olehnya. Biasanya kita bisa menemukan informasi mengenai pengarang pada bagian awal atau akhir pada buku.
Edy Karsono ialah pengarang dari buku berjudul Pantai dan Kehidupannya yang mengungkapkan bahwa pantai itu manfaatnya bukan hanya sebagai tempat berekreasi, banyak sekali manfaat-manfaat pantai yang sangat penting bagi manusia. Contohnya saja dalam bidang ekonomi, pantai sangat bermanfaat bagi penduduk sekitarnya untuk mencari nafkah sebagai nelayan.

d.      Inti/isi resensi, berisi ulasan utama tentang buku/novel.
Kumpulan cerpen Hujan Kepagian terdiri atas 6 buah cerita. Cerpen tersebut mengisahkan tentang kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak karya sastra menampilkan kisah-kisah di revolusi, yang kisahnya dialami sendiri oleh pengarangnya. Perang yang diceritakan dalam cerpen tidak hanya dilihat dari sudut peristiwa yang berkaitan dengan tindakan-tindakan serba heroik para pelakunya. Dalam buku Hujan Kepagian ini juga bisa dilihat banyak sisi yang lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri juga terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan saat menjadi anggota tentara pelajar.


e.       Keunggulan , berisi ulasan tentang kelebihan buku.
4.Keunggulan Isi Buku
·     Organisasi Buku :
Pengalaman-pengalaman selama revolusi ini sangat menarik. Dalam buku ini antara satu  peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat keterkaitan sehingga mampu menarik pembaca.
·     Isi Buku :
Dilihat dari isinya ceritanya sangat unik, menarik sehingga layak untuk dibaca.

·     Bahasa :
Dilihat dari segi bahasa yang digunakan pengarang sederhana, akan tetapi memikat. Kalimat- kalimat dalam paragraf disusun secara runtut sehingga mudah dipahami.

f.       Kekurangan, berisi ulasan yang berkaitan dengan kelemahan-kelemahan buku.         

5. Kelemahan Isi Buku
     Kelemahan buku ini adalah kebiasaan pengarang menggunakan beberapa kosakata Belanda,sehingga pembaca kurang memahami arti kata tersebut.


g.      Penutup, berisi simpulan/pandangan penulis atas buku atau novel.          

Kesimpulan : Buku kumpulan cerpen “Hujan Kepagian” ini cukup menarik, karena buku ini menceritakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Dan hanya sedikit karya sastra yang menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi yang dialami oleh si pengarang. Selain itu,  buku ini juga memilliki amanat yang mengajak kita generasi muda untuk tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dan selalu berbuat baik.
    
                        Gambar Struktur Teks Resensi
                         

3.      Kebahasaan            

No.
Aspek Kebahasaan
Contoh dari Teks
1.
Menggunakan kata-kata baku

2.
Menggunakan kata-kata denotatif

3.
Menggunakan konjungsi
a.    penyebaban: : Buku kumpulan cerpen “Hujan Kepagian” ini cukup menarik, karena buku ini menceritakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan.
b.    penerangan: Hal yang perlu kita petik dari buku kumpulan cerpen ini adalah hendaklah kita berjuang dengan hati yang suci dan tulus.
c.    penguatan: Adat kebiasaan sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini.
4.
Bersifat subjektif
Pada dasarnya novel ini hampir tidak punya kelemahan. Hal ini disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik jika ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.

Limbah pabrik itu telah memperburuk kondisi lingkungan. Bahkan hewan-hewan peliharaan mati karena meminum air dari sungai yang tercemar. Keinginan untuk mengubah keadaan ini juga tidak kunjung muncul.

D.  Prosedur Pembelajaran

     1. Membandingkan isi berbagai resensi untuk menemukan sistematika sebuah resensi

            Seperti halnya teks pada umumnya bahwa setiap teks pasti memiliki sistematika masing-

          masing. Untuk bisa membandingkan dua resensi yang berbeda terlebih dahulu kita harus

          memahami isi dan strukturnya. Hal-hal yang bisa kita jadikan acuan perbandingan adalah

          struktur kedua teks yang meliputi;

a.       judul resensi;

b.      identitas buku yang diresensi;

c.       pendahuluan (yang berkaitan dengan kepengarangan);

d.      inti/isi resensi;

e.       keunggulan buku;

f.       kekurangan buku; dan

g.       penutup.

            Dari ketujuh hal tersebut, bagian yang paling dominan adalah bagian inti/isi resensi.

            Cermatilah contoh resensi berikut.

3.2.Identitas Buku
a. Judul Buku : Sisi Cinta Sissy
b. Jenis Buku : Fiksi
c. Pengarang : Lusi Wulan
d. Penerbit : Puspa Swara, Anggota IKAPI
e. Cetakan : I- Jakarta, 2006
f. Halaman Buku : 160 halaman
g. Panjang dan Tebal Buku : 20 cm ; 0,5 cm
h. Jenis Kertas : Quarto
i. Harga Buku : Rp 24.900,00



SISI CINTA SISSY

3.3. Isi Resensi
a. Susunan Penyajian
Novel yang berjudul Sisi Cinta Sissy ini dalam penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan para remaja. Dimulai dari pembukaan cerita sampai penutup cerita sudah baik karena dari satu cerita ke cerita lainnya tidak bertele-tele atau menyambung. Dan uniknya lagi pengarang dapat mengajak pembaca untuk berfikir akhir dari cerita novel itu.

b. Gaya Bahasa
Pengarang menggunakan bahasa yang tidak baku supaya masyarakat umum, khususnya para
remaja mudah mengerti dari isi novel ini. Dan terdapat bahasa Inggris.

c. Hal-hal yang menarik dari novel
Novel ini bisa menarik perhatian para pembaca.Dari setiap bagian cerita ke bagian cerita yang lain bisa membuat penasaran para pembaca dan para pembaca ingin cepat menyelesaikan membaca novel ini dan mengetahui akhir cerita.

d. Kelemahan Novel
• Isi cerita dari novel ini tidak sempurna (jalan cerita agak rumit ) karena pengarang tidak
menyelesaikan akhir dari cerita sehingga para pembaca harus memikirkan akhir cerita novel ini sendiri.
• Terlalu banyak bahasa asing
• Harga novel terlalu mahal

e. Kelebihan Novel
• Cover (sampul) novel sangat menarik
• Kertas novel menggunakan kertas quarto
• Perwatakan tokoh mudah dimengerti
• Menceritakan kehidupan para remaja sekarang
Menurut kami, novel ini tidak patut untuk dibaca/ dimiliki karena isi cerita dari novel ini tidak sempurna (jalan cerita agak rumit) dan akhir dari cerita novel ini tidak selesai sehingga pembaca harus menebak-nebak akhir cerita itu sendiri.

3.4. Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
A. Unsur Instrinsik
1. Tema : Percintaan
2. Alur : Maju Mundur
3. Bahasa : Bahasa Indonesia tidak baku dan Bahasa Asing
4. Penokohan
a. Sissy
Bandel : Oya, dan sepeti biasa Mama titip pesan ke kamu supaya nurut sama kakaknya dan
papanya, kerja yang benar, jangan bandel kayak yang sudah-sudah dan jangan pacaran melulu..” ujar Dira nyengir. (hal
Banyak akal : Sekali lagi namanya juga sekantor, biar selihai bagaimanapun menghindar-hindar,tetap aja ada kemungkinan ‘kepergok’ (hal 13)
Periang : “Dan kamu wanita, tanpa ragu jongkok di tepi jalan, memberi ucapan terima kasih
dengan sangat tulus…, dan sangat riang…, tidak perlulah dianggap sebagai hutang. (hal 23)
Lucu : Oya, satu lagi yang menggemaskan dari diri perempuan itu, celotehnya yang lucu dan apa adanya….(hal 58)
b. Ronana
Latah : Ronana yang latah ikutan mengelus-elus jidatnya yang mulus-mulus aja tidak ada benjol, hanya sedikit kerut efek dari penuaan dini. (hal 5)
Genit : Iiiiih… Ronana genit!” seru Sissy dengan meniru gaya centil Ronan. (hal 5)
c. Dira
Usil : “Siapa yang bilang kamu goblok…, penyalit menahun… hihihi…” celetuk Dira asal. (hal 9)
Tegas : “Ingat Sy, jangan sampai timbul gosip atau apalah yang tidak mengenakkan di kantor ini tentang salah satu dari kita. (hal 15)
Emosi : Baginya, Rizal selalu dapat memberinya ketenangan, sementara dirinya adalah orang
yang gampang meledak. (hal 46)
d. Sebastian
Baik : “Tanpa menunggu jawaban Sissy yang tak berkedip mendongakkan wajah tinggi sekali, pria ini langsung ikut jongkok dan mencoba menarik sepatu Sissy yang terjepit.(hal10)
Perhatian : “Obatnya diminum dulu ya, biar sakitnya agak reda” ucap Sebastian sambil
menyodorkan obat dan air putih kepada Sissy. (hal 19)
Kalem : Sebastian menjawab kalem, menenangkan Dira yang super heboh. (hal 20)
4Ramah : Novi blak-blakan kepada Sebastian, karena Sebastian selalu bersikap simpatik dan
ramah kepadanya. (hal 56)
e. Melviana
Tomboi : “Hahaha… syukurin! Makanya, udah ditolongin tuh bilang terima kasih, jangan malah ngibrit, coy!” komentar Melvi, sepupu Sissy yang tomboi. (hal 14)
f. Wiwid
Usil : “Wah belum seminggu kerja bareng, sudah ada panggilan kesayangan nih,” celetuk Wiwid dari bagian HRD, teman terdekatnya di kantor, sambil cengar-cengir. (hal 15)
Kalem : “Kenapa kamu ini?” Wiwid bertanya kalem, lengkap dengan logat Jawanya. (hal 24)
g. Eva
Tukang gosip: Bersamaan dengan itu, Eva, cewek yang hobi membicarakan ‘sosok menonjol’
dimanapun dan kapanpun sejauh matanya bisa memandang. (hal 23)
h. Pak Sadewo
Otoriter : Ketika papnya menyetujui mereka, keadaan tidak bertambah lebih baik. Banyak syarat dan tuntutan atas dirinya. (hal 29)
i. Rizal
Perhatian : Rizal mengelus punggung Dira menenangkan pacarnya itu. (hal 45)
j. Tobias
Petualang : Tentunya ia berkeliling ke berbagai tempat di tanah air sampai ke negara-negara lain. (hal 39)
Usil : “Ayolah…wajahmu itu nggak bisa berbohong, Sissy sayang… Aku nggak bisa tidur kalau pulang wajahmu masih seperti ini.” (hal 41)
k. Novi
Ingin tahu : “Hah, mereka ngapain aja?” Novi menjadi tertarik kalau membicarakan pegawai
keren seperti Sebastian. (hal 51)
l. Alex
Suka hura-hura: “Itu memang ulah Alex. Orangnya suka hura-hura. (hal 30)
m. Mama
Perhatian : Mama khawatir lihat Dira kuyu seperti itu. (hal 69)
Baik : “Sudahlah Sy. Mama hidup hanya untuk kalian, jadi yang menjadi masalah kalian,
otomatis menjadi masalah mama juga.” (hal 72)

5. Amanat
• Sayangilah dirimu, beri ia kesempatan untuk menjadi yang semestinya ia inginkan. Life is
nothing but being yourself.
• Terkadang cinta tidak harus memiliki
• Pilihan itu segala ada tetapi siap atau tidak kita menanggung resiko dari pilihan yang kita buat itu, karena kadang kita dihadapkan pada pilihan yang terlalu sulit

6. Setting
a. Tempat : kantor, rumah Sissy, tepi jalan, kantin, lobi, rumah Dira, rumah Sebastian, hotel,
coffe shop, cafe, stasiun, restoran, pantai, daerah Semanggi, dapur, studio, lapangan, dan galeri
b. Waktu : pagi, siang, sore, dan malam
c. Suasana : sepi, ramai, sedih, gembira, takut, panik, haru, dan tegang

7. Sudut Pandang : orang pertama

B. Unsur Ekstrinsik
1. Sosial Agama
Dilihat dari segi nama, pengarang merupakan seorang muslim

2. Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi pengarang tergolong menengah ke atas karena dilihat dari segi cerita yang ada dalam novel. Disamping itu, gaya bahasa yang digunakan juga menunjukkan status sosialnya.

3. Sosial Budaya
Pengarang merupakan seorang yang tekun bekerja. Pengarang menempatkan karirnya diposisi pertama tapi itu didukung oleh papa dan mamanya.

4. Biografi Pengarang
Lusi Wulan. Cewek 26 tahun, single, breakable (!), dan sedang mengalami a quarter life crisis. Berangan-angan menghabiskan malam dengan menulis dan menatap bintang di Bali Selatan (masih ada bintangkah di sana?). Tumbuh di Malang, lalu pindah ke Yogya. Karier menulisnya dimulai awal 2004 saat kepala nyut-nyut kalau tidak bisa menulis. Lumayan, juara 2 di sebuah lomba menulis fiksi langsung didapatnya. Kepercayaan dirinya terus naik hingga novel keduanya terpilih untuk diterbitkan. Saat ini, bekerja di perusahaan swasta dan getol mengumpulkan duit untuk rencana hidup terbesarnya…sedikit bersenang-senang dan membangun khayalan di atas kenyataan untuk terus bikin kepala nyut-nyutan.

6. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Novel ini berisikan tentang cerita seorang cewek yang mencintai seorang cowok alias atasannya sendiri. Mereka berdua menjalin cinta tanpa ada yang tahu (backstreet). Lama-kelamaan mereka berdua ingin jujur kepada semua orang terutama kepada ayah si cewek dan akhirnya ayahnya menyetujui hubungan mereka.
Cerita dalam novel ini memberikan gambaran tentang betapa pentingnya restu orang tua di
dalam suatu hubungan. Ini merupakan permasalahan kehidupan cinta anak remaja sekarang.

4.2 Saran
1. Redaktur
Penerbit seharusnya mengadakan launching kumpulan novel-novel terbaru karya satrawan muda agar lebih dikenal masyarakat

2. Pengarang
• Pengarang seharusnya mencantumkan data diri lengkap agar pembaca mudah memahami latar belakang kehidupan pengarang
• Pengarang seharusnya memperjelas akhir dari cerita novelnya supaya lebih dimengerti oleh
pembaca
3. Pembaca
• Pembaca supaya mau membaca dan memahami maksud dari isi cerita dari pengarang
• Pembaca dituntu untuk mengambil segi positif yang ada di dalam novel

7. DAFTAR PUSTAKA
Wulan, Lusi. 2006. Sisi Cinta Sissy. Jakarta: Puspa Swara

8. RESENSI KARYA SATRA
“ Sisi Cinta Sissy ”


     Setelah mencermati teks resensi di atas, coba bandingkan dengan salah satu contoh teks yang dicontohkan di depan. Selanjutnya, jawablah pertanyaan berikut.

1.      Bagaimana penulisan judulnya?

2.      Adakah perbedaan dalam menuliskan identitas buku?

3.      Bagaimana perbedaan penulisan pendahuluannya?

4.      Bagaimana cara menguraikan inti/isi resensinya?

5.      Bagaimana peresensi mengungkapkan keunggulan dan kelemahan dalam resensi tersebut?  

No.
Unsur/struktur
Sisi Cinta Sissy
Resensi Pembanding
1.
Judul resensi


2.
Identitas buku


3.
Pendahuluan


4.
Inti/isi resensi


5.
Keunggulan


6.
Kekurangan/kelemahan





  1. Menganalisis kebahasaan resensi setidaknya dua karya yang berbeda

Cermati contoh resensi berikut dan analisislah aspek kehasaannya.  Aspek kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam  resensi meliputi hal-hal berikut.

a.       Pemakaian kata (baku dan tidak baku).

b.      Penerapan struktur kalimat.

c.       Penggunaan konjungsi.

d.      Penggunaan kata denotatif



Metamorfosis

Judul : Metamorfosis
Judul Asli : Die Verwandlung
Penulis : Franz Kafka
Penerjemah : Juni Liem
Penerbit: Homerian Pustaka
Cetakan : I, Des 2008
Tebal : 154 hlm
”Suatu pagi Gregor Samsa terbangun dari mimpi buruknya, ia menemukan dirinya
telah berubah menjadi seekor kutu besar yang menakutkan.”

Demikian kalimat pembuka dari Metamorfosis (1915), sebuah novella muram yang
ditulis oleh Franz Kafka (1883-1924) salah satu penulis asal Jerman yang paling
berpengaruh dalam abad ke 20 . Tiba-tiba saja Gregor Samsa terputus hubungan
dengan masa lalunya sebagai manusia. Sesuatu yang diluar nalar terjadi pada
hidupnya. Bukan mimpi melainkan kenyataan. Walau cara berpikirnya masih
manusia, namun fisiknya berubah bentuk menjadi seekor kutu besar.

Sebelum berubah wujud Gregor Samsa adalah seorang salesman kain yang
merupakan tulang punggung keluarganya. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya,
dan Gretta, adik kandungnya. Karenanya ketika ia berubah wujud, ia tak dapat lagi
bekerja sehingga kondisi keuangan keluarganya menjadi terganggu. Tak hanya itu
Gregor menjadi terasing di tengah keluarganya sendiri. Ia menjadi tersisihkan,
terpenjara dalam kamarnya sendiri. Ia kini menjadi obyek yang memalukan bagi
keluarganya. . Bahkan ayahnya sendiri selalu memandangnya dengan jijik bahkan
berusaha untuk membunuhnya.

Bisa dibayangkan bagaimana perubahan wujud itu membuat Gregor tertekan,
ruang gerak dan perilakukanya menjadi seperti seekor serangga, merayap di
dinding, di langit-langit, sembunyi disela-sela perabot kamar, kebiasaan
makannyapun mulai berubah, ia kini lebih menyukai makanan-makanan sisa
dibanding makanan segar. Walau ia bisa mendengar dan memahami apa yang
diatakan keluarganya, ia tak mampu lagi berkomunikasi dengan keluarganya. Tak
ada yang mempedulikannya lagi kecuali Gretta dan ibunya yang masih
memperhatikannya dengan memberi makan dan memindahkan beberapa perabot
kamarnya agar Gregor lebih leluasa bergerak.

Sebulan sudah Gregor berubah wujud dan terpenjara dalam kamarnya. Karena
Gregor tak bisa bekerja, maka ketika keluaranya kehabisan uang, mereka
memutuskan untuk menyewakan beberapa kamar di apartemen mereka pada tiga
orang lelaki. Semenjak itu kehidupan keluarga Gregor menjadi layaknya pembantu karena mereka harus menyediakan makanan dan beberapa keperluan dari penyewa
kamar.

Namun sayangnya ketenangan ketiga penyewa kamar keluarga Gregor terusik
ketika sebuah peristiwa membuat Gregor tergerak untuk keluar dari kamarnya dan
fisiknya terlihat oleh ketiga pria tersebut. Hal ini membuat mereka menjadi
ketakutan dan mumutuskan untuk tak lagi menyewa kamar keluarga Gregor.
Kejadian ini tentu saja membuat ayah Gregor geram dan berniat membunuhnya,
dengan melempar Gregor dengan apel. Salah satu apel bersarang dalam tubuhnya
hingga membusuk dan membuat Gregor menderita kesakitan. Ia kembali terkurung
dalam kamarnya. Peristiwa ini pula merupakan titik balik bagi keluarga Gregor
untuk segera melupakan bahwa Gregor sebenarnya masih hidup, hal ini terungkap
seperti yang dikatakan Gretta pada ayahnya :

“Ayah harus dapat melupakan bahwa ide bahwa itu adalah Gregor..Bagaimana
mungkin itu Gregor? Jika itu adalah Gregor, ia harus melihat dari dahulu bahwa tak
dapat manusia hidup dengan binatang seperti itu…Kita tak mempunyai saudara
laki-laki lagi, tapi kita dapat mengingat dia di dalam hidup kita dengan hormat.”
(hal 137).

Dilupakan oleh keluarganya sendiri membuat hati Gregor semakin pedih, Sebagai
manusia ia telah mati. Dan Gregor dengan sisa-sisa kekuatannya mencoba
bertahan, namun sampai berapa lama Gregor si kutu besar itu mampu bertahan
sendirian tanpa seorangpun yang mempedulikannya ?

Metamorfosis banyak dianggap sebagai kisah yang simbolik dengan berbagai
interpretasi. Soal menjadi mahluk apa sebenarnya si Gregor ini sendiri menjadi
banyak perdebatan, ada yang mengatakan kecoak, serangga, kutu, dll. Memang
Kafka sendiri tak memberikan deskripsi detail seperti apa wujud Gregor yang telah
berubah. Bahkan untuk keperluan sampul bukunya pun ia menyurati pada
penerbitnya bahwa mahluk tersebut tidak untuk digambar.

Lalu bagaimana pula dengan penjelasan logis mengapa Gregor bisa berubah wujud?
Kafka memang tak sedang membuat kisah fiksi ilmiah, jadi jangan harap kita akan
menemukan jawaban atas perubahan wujud Gregor. Dalam novelnya ini Kafka
tampak lebih mengutamakan penggambarkan kondisi psikologis yang dialami
Gregor dibanding menjelaskan mengapa kejadian aneh ini bisa terjadi. Sastrawan
Rusia Vladimir Nabakov, penulis novel "Lolita", juga mengatakan, "Barang siapa
melihat `Metamorfosa` lebih dari sekedar fantasi ilmu serangga, aku anggap
pembaca itu telah berhasil."

Nah, jadi apa yang bisa kita peroleh dari novel pendek ini ? Tentunya pembaca
memiliki interpretasi masing-masing dari apa yang dibacanya. Dalam Metamorfosis
Kafka menggambarkan betapa egoisnya manusia sekalipun itu berada dalam lingkungan keluarga sendiri. Ketika Gregor berubah wujud, begitu cepat
keluarganya melupakan jasa Gregor yang telah menjadi tulang punggung
perekonomian keluarganya. Gregor kini dianggapnya sebagai parasit dalam
keluarga, padahal sebelumnya keluarga Gregorlah yang menjadi parasit dalam
hidup Gregor.

Kafka juga berbicara mengenai bagaimana kedekatan dan cinta dari orang-orang
yang kita sayangi bisa berubah ketika kita mengalami ‘perubahan’. Memang Kafka
memberikan contoh esktrim dengan mengubah Gregor menjadi binatang. Namun
dalam kenyataannya mungkin suatu saat kita mengalami perubahan dalam
kehidupan yang diakibatkan karena kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam karier,
kejatuhan dalam dosa, dan lain-lain. Hal itulah yang membuat kita menjadi seperti
Gregor. Dari sosok yang diandalkan, dibutuhkan, dan tiba-tiba menjadi pribadi yang
diasingkan, dibenci, karena tak lagi sesuai dengan harapan orang-orang yang
sebelumnya mengasihi kita.

Kisah Gregor dalam Metamorfosis (Die Verwandlung dalam bahasa Jerman), adalah
novella karya Franz Kafka yang paling terkenal selain The Trial dan The Castle.
Kalau tidak salah Metamorfosis pernah dua kali diterjemahkan di Indonesia oleh dua
penerbit yang berbeda (Bentang Pustaka dan Aksara). Dan kini novella ini
diterjemahkan dan diterbitkan oleh Homerian Pustaka dengan cover yang
menawan. Namun sayangnya ada yang tak konsisten antara terjemahan dengan
cover, pada isi buku ini wujud Gregor diterjemahkan sebagai kutu besar, sedangkan
di ilustrasi cover terjemahannya yang Nampak adalah wujud kecoak.

Dari segi terjemahannya, di halaman-halaman awal hingga pertengahan saya tak
menemui kesulitan untuk memahami novella ini, namun di bagian-bagian
berikutnya saya mulai sulit untuk memahami apa yang dimaksud dalam kalimat-
kalimatnya. Setelah saya konfirmasikan ke beberapa kawan yang telah
membacanya, ternyata merekapun mengalami hal yang sama. Mungkin di cetakan-
cetakan berikutnya karya ini bisa diedit lagi agar terjemahannya lebih mudah
dipahami dan enak dibaca.

Sumber  :
http://love-semester6.blogspot.com/2011/03/contoh-resensi-novel.html
http://love-semester6.blogspot.com/2011/03/pengertian-resensi.html




Setelah mencermati teks tersebut isilah kolom berikut.

No.
Aspek Kebahasaan
Fakta dalam Teks
1.
Pemakaian kata (baku dan tidak baku

2.
Penerapan struktur kalimat

3.
Penggunaan konjungsi

4.
Penggunaan kata (denotatif dan konotatif)



  1. Menyusun sebuah  resensi dengan memerhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi.

Carilah sebuah buku novel di perpustakaan kemudian buatlah sebuah resensi sesuai dengan sistematika dan struktur yang dicontohkan di bagian depan.

Sebagai acuan setelah memahami isi dan menganalisis strukturnya, lengkapilah kolom berikut.

Judul Buku: ..........................................

No.
Struktur Resensi
Uraian/Isi Struktur
1.
Judul Resensi

2.
Identitas Buku

3.
Pendahuluan

4.
Inti/ Isi Resensi

5.
Keunggulan

6.
Kekurangan

7.
Penutup



4.      Mengkonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerita pendek atau novel yang sudah dibaca.

Cermatilah contoh resensi berikut, selanjutnya buatlah resensi sesuai dengan sistematika dan struktur yang telah dipelajari.


Hafalan Shalat Delisa (Ganti cover)
Oleh: Tere Liye
ISBN          :               9789793210605
Rilis            :               2010
Penerbit      :           Republika
Bahasa        :               Indonesia


Bencana Tsunami di Aceh yang terjadi pada akhir tahun 2004, menjadi latar kisah dalam buku ini. Menceritakan tentang seorang anak; Alisa Delisa yang sedang berjuang untuk menghafal bacaan shalat.  Delisa, anak perempuan 6 tahun tinggal di Lhok Nga bersama ummi dan ketiga saudaranya yang kesemuanya perempuan. Kakak tertuanya  Cut Fatimah, kakak keduanya kembar, Cut Aisyah dan Cut Zahra. Abi mereka bekerja di sebuah kapal asing yang berlayar keliling dunia, biasanya pulang ke Lhok Nga setiap 3 bulan sekali, sehingga saat tidak berada di rumah, Abi hanya berkomunikasi melalui telepon dengan ummi dan anak-anaknya.

Sudah menjadi tradisi dalam keluarga tersebut, setiap anak-anak yang sudah hafal bacaan shalatnya, maka dia berhak untuk menerima hadiah berupa kalung emas seberat 2 gram yang bisa dipilih sendiri di toko emas langganan, milik Ko Acan. Demikian juga dengan Delisa. Delisa sangat senang sewaktu diajak untuk memilih kalung yang akan menjadi hadiahnya. Ketika berada di toko tersebut, kebetulan Ko Acan, yang sudah kenal baik mengusulkan untuk memilih kalung dengan hiasan huruf D, D berarti Delisa. Delisa setuju. Namun ternyata pilihan tersebut sedikit menimbulkan masalah ketika diketahui salah satu kakaknya, Aisyah. Karena merasa kalung Delisa lebih bagus, Aisyah merajuk dan cemburu kenapa kalung Delisa lebih bagus dari kalung miliknya. Setelah diberikan pengertian oleh Ummi dan sudaranya akhirnya Aisyah bisa menerimanya.  “Jangan pernah lihat hadiah dari bentuknya… Lihat dari niatnya.. –Kalau kamu lihat hadiah dari niatnya, Isya Allah hadiahnya terasa lebih indah…” (hal. 33).

Setiap sore, selepas pulang sekolah Delisa belajar mengaji di muenasah di dekat rumahnya, belajar dengan ustadz Rahman bersama dengan teman-teman seumurannya. Abi juga menjanjikan untuk membelikan sepeda jika Delisa sudah hafal bacaan shalatnya, sehingga makin semangatlah Delisa menghafal, Aisyah membantunya dengan memberikan “jembatan keledai” yang memudahkan untuk bisa menghafal. Setiap  habis bermain sore di pantai, Delisa belajar naik  sepeda dengan Tiur, teman seumurannya yang kebetulan memiliki sepeda.

Suatu hari, Ustadz Rahman pernah mengatakan pada anak-anak didiknya;  Aku mencintai Ummi karena Allah.  “Nah, coba kalian katakan kepada Ummi masing-masing, nanti kalau Umminya sampai menangis, Ustadz beri hadiah..” (hal. 55). Dua hari kemudian, Delisa mengatakannya sesaat setelah melaksanaan shalat subuh berjamaah, dengan memeluk Umminya. Ummi sampai menangis demi mendegar putrinya membisikkan kata-kata tersebut, kemudian kakak-kakaknya ikut memeluk dan mengakatan kalimat yang sama sambil menangis. Ketika bertemu lagi dengan Ustadz Rahman, Delisa meminta hadiah yang dijanjikan, yang ternyata berupa coklat. Hadiah tersebut tak sengaja diketemukan oleh Aisyah, tapi ketika ditanya tentang kenapa Ustadz Rahman sampai memberikan hadiah, Delisa enggan mengatakan kejadian yang sebenarnya.  “Delisa akan cerita deh…Tetapi besok-besok ceritanya” Sayang, ternyata besok-besok itu adalah misteri Allah yang tidak mengijinkan Delisa untuk terus berkumpul dan bertemu dengan saudara-saudaranya, juga Ummi yang sangat dikasihinya..
26 Desember 2004, jadwal Delisa untuk mengikuti ujian hafalan shalat. Ujian itu dilaksanakan di hari Ahad pagi, supaya tidak mengganggu jam belajar regular anak-anak kelas satu Ibtidaiyah. Satu persatu anak-anak yang mengikuti ujian dipanggil oleh Ibu Guru Nur, guru penguji untuk ujian hafalan shalat anak-anak. Saat giliran Delisa, perlahan-lahan Delisa mengucapkan kalimat-kalimat bacaan shalat, namun bersamaan dengan itu, alam bergejolak, menghentak bumi Aceh, meluluh lantakkan semua benda tanpa kecuali. Hingga akhirnya, air datang tak terduga yang meratakan semua bangunan, beribu-ribu manusia tak berdaya dalam aliran dan genangannya. Demikian juga dengan Delisa.. Namun, ternyata, Allah masih memberikan Delisa kesempatan, dalam nafasnya yang masih tersisa..  Akankah Delisa dapat meneruskan kembali hafalan  shalatnya?

Khusyuk – Fokus

Shalat adalah tiang agama dalam Islam. Oleh karenanya, perlu diajarkan sedari dini, agar anak-anak mengenal agamanya.  Sangat beruntung jika sekiranya, orang tua bisa memiliki anak-anak yang shaleh dan shalehah, yang mau belajar agama sedari kecil, menurut,  dan tanpa penolakan.  Jika mengingat anak-anak jaman sekarang, tentunya orang tua memiliki tantangan yang lebih besar, karena dengan hadirnya teknologi, anak-anak  kadang cenderung untuk lebih memilih bermain game, nonton tv dibandingkan dengan belajar membaca buku atau belajar mengaji Al-Qur’an.  Oleh karenanya, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk mereka, utamanya dalam proses anak-anak yang serba ingin tahu di masa pertumbuhannya.

Kisah Delisa ini, lebih untuk memberi contoh pada orang tua, bahwa anak-anak harus diberikan teladan, terutama oleh orang tuanya, sehingga mereka punya contoh nyata. Dan keteguhan Delisa untuk menghafal bacaan shalatnya, juga salah satu contoh untuk terus fokus jika mengerjakan sesuatu perkara.  Demikian juga jika mengerjakan shalat, maka harus fokus, sehingga bisa khusyuk dalam shalat.

Fokus dalam sesuatu perkara, akan menjadikan kita bisa mencapai tujuan, dan maksimal dalam mengerjakannya, tidak terombang-ambing oleh perkara-perkara yang lain yang menyebabkan perkara tersebut tidak tuntas dan kadang malah terbengkalai. Fokus, akan mengantarkan kita untuk bisa memilih mana yang prioritas, dan mana yang bukan prioritas.

Kita akan banyak belajar tentang kehidupan dari Delisa. Kisah yang ditulis oleh Tere Liye ini juga telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Bencana akan selalu mengingatkan kita tentang besarnya kekuasaan Allah SWT. Bahwasanya, kita sebagai manusia yang masih bisa menghirup udara hari ini, berbuatlah yang terbaik, karena kita tidak pernah tahu, kita masih diberi kesempatan untuk bertemu hari esok, ataukah tidak. Buku ini juga banyak mengajarkan tentang makna hidup sederhana, ikhlas, tulus, bekerja keras, dan senantiasa bersyukur. ***

 Cheers..@eviwidi

Tuliskan kembali resensi yang telah disusun dalam berikut.

Judul Buku: Hafalan Shalat Delisa

No.
Struktur Resensi
Uraian/Isi Struktur
1.
Judul Resensi

2.
Identitas Buku

3.
Pendahuluan

4.
Inti/ Isi Resensi

5.
Keunggulan

6.
Kekurangan

7.
Penutup


           

     Keterangan

(1)   Fakta yang dimaksud berupa  contoh teks sesuai dengan tuntutan KD-nya; bisa membuat sendiri atau mengutip dari sumber tertentu.

(2)   Konsep yang dimaksud berupa pengertian. Jika jenis teksnya itu berupa teks cerita inspiratif; artikan maksud dari teks itu. Jika teksnya berupa puisi, artikan pula konsep dari puisi itu.

(3)   Prinsip yang dimaksud berupa ciri-ciri teks yang dimaksud berdasarkan fungsi, struktur, dan kaidah kebahasaaanya.

(4)   Prosedur yang dimaksud berupa cara siswa untuk menguasai teks yang dimaksud sesuai dengan tuntutan masing-masing KD-nya. 


Penerapan dalam Pembelajaran:

                                                Pendekatan Pedagogik Genre

Langkah-langkah
Penjelasan
a.       Membangun konteks



b.      Pemodelan



c.       Kerjasama kelompok



d.      Aktivitas individual





(Supriyadi)
BACA JUGA


RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI (SMA/SMK)

1.       RPP TEKS PROPOSAL (KD 3.12, 4.12, 3.13, 4.13)


2.       RPP TEKS KARYA ILMIAH (KD 3.14, 4.14, 3.15, 4.15)


3.       RPP TEKS RESENSI (KD 3.16, 4.16, 3.17, 4.17)


4.       RPP TEKS DRAMA (KD 3.18, 4.18, 3.19, 4.19)


5.       RPP TEKS ULASAN BUKU FIKSI (KD 3.20, 4.20)




0 komentar:

Post a Comment