RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA ..
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/Gasal
Materi Pokok : Cerita
Rakyat ( Hikayat)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1
(Sikap Religius) dan KI-2 (Sikap Sosial)
|
|
Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Memiliki sikap jujur, disiplin,
kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi permasalahan,
sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta
menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya
|
|
KI-3
(Pengetahuan)
|
KI-4
(Keterampilan_
|
Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
|
Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
B. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model
pembelajara discovery learning
siswa dapat dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan isi nilai hikayat serta dapat menceritakan kembali, menanggapi isi, secara mandiri.
C. Kompetensi Dasar ( KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
3.7 Mengidentifikasi
nilai- nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat
(hikayat) baik lisan maupun tulis.
|
3.7.1
Menentukan
ciri-ciri/karakteristik hikayat
3.7.2
Menentukan
unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat
3.7.3
Menentukan
nilai-nilai hikayat
|
4.7 Menceritakan
kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.
|
4.7.1
Menceritakan
kembali isi hikayat
4.7.2
Menanggapi
isi hikayat
|
D.
Materi
Pembelajaran
1.
Faktual : a.
Contoh hikayat Indera Bangsawan
Judul buku :
Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang :
Suherli, dkk
Penerbit :
Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
b.
Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul buku :
Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang :
Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
c.
Contoh hikayat
Si Miskin
Alamat
situs: https://indotim.wordpress.com
/ cerita
rakyat-2nusantara/hikayat-simiskin
2.
Konseptual : a. Pemahaman ciri-ciri hikayat
b. Pemahaman unsur-unsur hikayat
c. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung
dalam hikayat
3.
Prosedural : Langkah-langkah
menceritakan kembali isi hikayat
a.
Membaca hikayat dengan saksama
b.
Mencatat pokok-pokok isi hikayat yang
dibacanya
c.
Menuliskan tokoh-tokoh dalam hikayat
d.
Menuliskan hal-hal penting yang
terdapat dalam hikayat seperti: kemustahilan, fantastis, dll
4.
Metakognitif : Menghubungkan
relevansi cerita dalam hikayat dengan
kehidupan sehari-hari
E.
Pendekatan/
Metode/ Model
1. Pendekatan : Saintific Learning
2.
Metode : Diskusi
3. Model : Discovery Learning
F.
Media/
Alat dan Bahan
1.
Media/ Alat : Laptop, LCD Projektor
2.
Bahan :
Teks
Hikayat
G.
Sumber
Belajar
1. Buku Teks Kurikulum 2013 (Pusat
Perbukuan Nasional)
2.
Komposisi, Gorys Keraf
H.
Kegiatan
Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
|||
Kegiatan Pendahuluan
|
1. Peserta
didik merespon salam dari guru sebagai tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan. (PPK)
2. Peserta
didik merespon pertanyaan dari guru berkaitan
dengan materi pembelajaran sebelumnya tentang teks anekdot (tanya jawab).
3. Peserta
didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang hal-hal yang akan
dipelajari dan dikuasai khususnya tentang ciri, unsur dan nilai yang terdapat dalam hikayat.
4. Peserta
didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang harus dilakukan peserta didik
|
10 menit
|
|||
Kegiatan Inti
|
(1)
Stimulation (stimulasi/pemberianrangsangan)
a)
Peserta didik memperhatikan tayangan video contoh hikayat/cerita rakyat (LITERASI)
b)
Peserta didik membaca teori tentang cirri-ciri/karaktertistik cerita rakyat/hikayat
c)
Peserta
didik membaca teori tentang unsure intrinsic.
|
10 menit
|
|||
(2)
Problem statement (pernyataan/ identifikasimasalah)
a) Peserta didik
mencermati yang cerita/hikayat yang telah dibacanya.
b)
Peserta didik menentukan ciri/karakteristik cerita rakyat/hikayat
c)
Peserta didik menentukan unsure
intrinsik cerita rakyat/hikayat yang telah dibacanya. (HOTS)
|
70 menit
|
||||
(3) Data
collection
(pengumpulan data)
a) Peserta didik
mendiskusikan cirri-ciri/karakteristik cerita
rakyat yang telah ditentukan masing-masing kelompok. (4C =COLLABORATIVE)
b)
Peserta didik mendiskusikan unsure intrinsik yang telah
ditentukan oleh kelompoknya masing-masing
c)
Peserta didik mendiskusikan
nilai-nilai cerita rakyat/hikayat
dengan kelompoknya.
|
|||||
(4) Data
processing /pengolahan data
a) Peserta didik
menyimpulkan cirri-ciri/karaktertistik cerita
rakayat/hikayat yang dibaca bersama kelompoknya
b)
Peserta didik menyimpulkan unsure intrinsik bersama
kelompoknya
c) Peserta didik mendiskusikan nilai-nilai cerita rakyat/hikayat bersama kelompoknya
|
|||||
(5) Verification
(pembuktian), Generalization
a)
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun narasi dengan mengaitkan nilai-nilai dengan
kehidupan sehari-hari
b)
Peserta didik menceritakan kembali cerita
rakyat/hikayat dengan mengaitkan
nilai-nilai dengan kehidupan sehari-hari
c)
Peserta didik menanggapi hasil
cerita rakyat dari kelompok lain
d)
Peserta didik melakukan
konfirmasi dengan guru tentang cirri/karakter
cerita rakyat/hiayat dan unsur intrinsik, serta nilai-nilai yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari
|
|||||
Kegiatan Penutup
|
Ø
Guru bersama murid
menyimpulkan hasil diskusi tentang
ciri, unsur, dan nilai dalam hikayat
Ø
Peserta didik menyimpulkan manfaat hasil
pembelajaran dalam mengidentifikasi
nilai-nilai hikayat.
Ø Peserta
didik bersama guru melakukan refleksi tentamg proses pembelajaran yang sudah
dilakukan
Ø Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana
pembelajaran yang pertemuan berikut.
Ø Peserta
didik menjawab salam penutup pelajaran dari guru
|
10 menit
|
|||
I.
Penilaian
1.
Penilaian Sikap
a.
Teknik penilaian :
Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
b.
Bentuk penilaian :
lembar pengamatan
c.
Instrumen penilaian : jurnal
(terlampir)
2.
Pengetahuan
Jenis/Teknik
tes : tertulis
Bentuk tes : uraian
Keterampilan
a.
Teknik/Bentuk
Penilaian: Lisan
b.
Bentuk : praktik
c.
Instrumen Penilaian : (terlampir)
Mengetahui ………………………..
Kepala Sekolah, Guru
Mapel Bahasa Indonesia,
……………….. ………………………………
A.
|
MATERI PEMBELAJARAN
Materi Faktual
a.
Contoh
hikayat Indera Bangsawan
Judul
buku : Buku Guru Bahasa
Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang,
Kemdikbud
b.
Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul
buku : Buku Guru Bahasa
Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang,
Kemdikbud
c.
Contoh hikayat
Si Miskin
Alamat situs: https://indotim.wordpress.com /
cerita rakyat-2nusantara/hikayat- simiskin
Materi Konseptual
·
Ciri-ciri atau
karakteristik
hikayat
Ø Istanasentris = mencerikan tentang kerajaan, raja dan keluarganya, serta
hulubalang, perdana menteri
Ø Kesaktian tokoh/kemustahilan = tokoh dengan tiba-tiba bisa melakukan
sesuatu yang mungkin sangat mustahil
Ø Anonim = tidak diketahui nama pengarang sehingga cerita itu milik
bersama ( komunal)
Ø Disebarluaskan secara lisan = berkembang di masyarakat disampaikan
secara lisan karena pada waktu itu belum banyak yang mengenal bahasa tulis
Ø Fantastis dan statis = ceritanya berlebih-lebihan dan tidak mengalami
perubahan
Ø Menggunakan bahasa klise dan melayu klasik (sulit dipahami)
·
unsur-unsur intrinsik (alur, penokohan, latar, dan amanat)
1. Tokoh, perwatakan,
penggambaran watak
tokoh → nama tokoh/pelaku
dalam hikayat (ada tokoh antagonis, protagonis, tritagonis)
perwatakan →
watak/sifat/karakteristik para tokoh (secara fisik maupun kejiwaan)
penggambaran watak → cara pengarang
menggambarkan watak tokoh, ini dibedakan menjadi lima cara:
a.
langsung
b.
dialog tokoh
c.
tanggapan tokoh lain
d.
jalan pikiran tokoh
e.
tingkah laku dan lingkungan tokoh
2. SETING/LATAR
a. tempat → dimana peristiwa itu terjadi
b. waktu →kapan peristiwa itu terjadi
c. suasana→bagaimana keadaan waktu peristiwa itu terjadi
a. tempat → dimana peristiwa itu terjadi
b. waktu →kapan peristiwa itu terjadi
c. suasana→bagaimana keadaan waktu peristiwa itu terjadi
3. ALUR
a.
alur maju/lurus/progresif → peristiwa
diceritakan secara urut dari awal sampai akhir.
b.
alur mundur/flashback/regresif→ cerita
dimulai dari akhir atau tengah (konflik) kemudian
dicari sebab-sebabnya.
c.
alur campuran/maju mundur →menggunakan
dua alur (novel/roman)
4. SUDUT PANDANG PENGARANG
a. orang pertama tokoh utama
b. orang pertama tokoh sampingan
c. orang ketiga serba tahu
d. orang ketiga tokoh utama
e. orang ketiga dalam cerita/sebagai pengamat
a. orang pertama tokoh utama
b. orang pertama tokoh sampingan
c. orang ketiga serba tahu
d. orang ketiga tokoh utama
e. orang ketiga dalam cerita/sebagai pengamat
5. MAJAS/GAYA BAHASA
Suatu cerita tidak terlepas dengan
bahasa kias dan konotasi
misalnya : metafora, personifikasi,
hiperbola, paradoks, sinestesia, sinekdok
6. AMANAT→ Pesan yang akan disampaikan oleh
pengarang. Bisa melalui perilaku
tokoh-tokohnya, ceritanya, atau lainnya.
7. TEMA → Ide yang menjadi dasar cerita
a.
tema mayor → tema secara umum atau luas
b.
tema minor → tema secara sempit atau khusus
•
Nilai-nilai hikayat.
a.
Nilai moral→ berkait dengan etika, tanggung
jawab, kewajiban, dll
b.
Nilai sosial → berkait dengan kemanusian,
yaitu menolong/membantu baik dengan
manusia lain atau makhluk lain.
c.
Nilai adat budaya → berkait dengan tradisi/
kebiasaan di suatu daerah atau kelompok.
d.
Nilai agama → berkait dengan Allah,
kewajiban makhluk kepada Sang Pencipta
·
Isi hikayat:
Memahami isi hikayat yaitu dengan cara
menentukan siapa tokohnya, apa yang dilakukan, bagaimana ia melakukan, dengan
siapa ia melakukan, di mana ia melakukan, apa hasil dari yang dilakukan, dsb.
(5 W + 1 H)
|
Tabel 2. Kisi-kisi Soal
IPK
|
Materi Pembelajaran
|
Indikator
Soal
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
Nomor
Soal
|
3.7.1.Menentukan
ciri-
ciri/karakteristik hikayat
|
·
ciri-ciri/karakteristik hikayat
(istana sentries, kemustahilan, bahasa melayu,
anonim)
|
·
Siswa dapat menentukan
cirri-ciri/karakteristik cerita rakyat/hikayat.
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
1
|
3.7.2.Menentukan
unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat
|
·
unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat
(tema, perwatakan, alur, konflik, amanat, gaya bahasa)
|
·
Siswa dapat menentukan
tema hikayat/cerita rakyat
·
Siswa dapat menentukan
watak hikayat/cerita rakyat
·
Siswa dapat menentukan
alur hikayat/cerita rakyat
·
Siswa dapat menentukan
amanat hikayat/cerita rakyat
·
Siswa dapat menentukan
gaya bahasa hikayat/cerita rakyat
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
6
2
3
4
5
|
3.7.3.Menentukan
nilai-nilai hikayat
|
·
nilai-nilai
budaya, moral)
|
·
Siswa dapat menentukan
nilai budaya
·
Siswa dapat menentukan
nilai moral
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
7
|
4.7.1
Menceritakan kembali isi hikayat
|
·
Menceritakan kembali isi hikayat
|
·
Siswa dapat menceritakan
kembali isi hikayat denga kalimat sendiri
|
Tes tertulis
|
uraian
|
8
|
4.7.2.
Menanggapi isi hikayat
|
·
Menanggapi isi hikayat
|
·
Siswa dapat menanggapi
isi hikayat/cerita rakyat yang
|
Tes tertulis
|
uraian
|
9
|
Instrumen Soal:
Bacalah cerita rakyat berikut!
Hikayat Indera Bangsawan.
Hikayat
Indera Bangsawan
Tersebutlah perkataan seorang raja yang
bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas
kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang
membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya,
Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki.
Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda
pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya
yang muda Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua
orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada
Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul,
fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya,
mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan.
Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri
karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.Jikalau baginda pun mencari
muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan
seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh
perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah
Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka
masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba,
menuju ke arah matahari hidup.
Maka datang pada suatu hari, hujan pun
turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada
kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun
bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang
sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan
dirinya kepada AllahSubhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.
Beberapa lama di jalan, sampailah ia
kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.Ia naik ke atas mahligai itu
dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya.
Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu
diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun
keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah
dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang
itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan
dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu.
Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah
berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala
dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan
pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk
di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa.
Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang
berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk
kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti.
Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya
bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat menangkap
Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya
itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat.
Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang
dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang
dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.”
Setelah mendengar kata-kata baginda Si
Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta
menyangkutkannya pada pohon kayu.Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung
kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja
meminta susu kambing yang disangkanya
susu harimau beranak
muda itu. Indera
Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan
diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak
raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera
Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan
susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau
melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu
harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang
sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga
kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteri pun sembuhlah. Adapun setelah Tuan
Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri
kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari
amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya upaya.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan
Puteri kepada Buraksa. Baginnda berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang
mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek Raksasa
mengajari Indrra Bangsawan. Indra Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara
mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam
gentong minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri
menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang
lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu meneguk habis
air minum dalam gentong.
Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera
Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa
terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya.
Kemudian sembilan anak raja datang.
Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut Buraksa dan segera
menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan
kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa.
Sesampainya di istana, Indera
Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan
hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja
datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka
malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik
Berdasarkan
teks di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.
Tentukan 4 cirri-ciri cerita rakyat tersebut!
2.
Tentukan watak tokoh Indera Bangsawanyang terdapat pada cerita rakyat
tersebut!
3.
Tentukan alur yang terdapat pada cerita rakyat tersebut!
4.
Tentukan amanat yang terdapat pada cerita rakyat tersebut!
5.
Tentukan gaya bahasa yang terdapat pada cerita rakyat tersebut.!
6.
Tentukan tema yang terdapat pada cerita rakyat tersebut!
7.
Tentukan nilai budaya dan nilai
moral yang terdapat pada cerita rakyat yang telah dibaca!
8. Tulislah kembali cerita rakyat yang telah dibaca dengan menggunakan
kalimat sendiri!
9.
Tulislah tanggapan berdasarkan isi cerita rakyat yang telah dibaca!
Kunci Jawaban:
1.
Kemustahilan,
anonim, kesaktian, istanasentris
2.
Pemberani
3.
Maju
4.
Kita harus
membantu orang yang membutuhkan pertolongan
5.
Menggunakan
antitesis, misalnya naik gunung turun gunung, keluar masuk hutan
6.
Kehebatan
saudara kembar dalam menghadapui musuh sebelum mencapai kebahagiaan
7.
Nilai budaya:
raja ditunjuk berdasarkan keturunan dan raja yang memiliki putra lebih dari
satu selalu mencari tahu siapa yang paling gagah dan pantas menjadi
penggantinya
Nilai moral: Membantu
orang lain yang sedang mengalami musibah
Tidak mau bekerja keras
untuk mendapatkan sesuatu
8.
Kebijaksaan
guru
9.
Kebijaksanaan
guru
Pedoman
penskoran
1.
Skor
maksimal 100
2.
Skor
maksimal 100
3.
Skor
maksimal 100
4.
Skor
maksimal 100
5.
Skor
maksimal 100
6.
Skor
maksimal 100
7.
Skor
maksimal 100
8.
Skor
maksimal 100
9.
Skor
maksimal 100
Penugasan
Bacalah
teks hikayat berikut ini!
Hikayat Raja Donan
Tersebutlah cerita seorang raja yang terlalu besar
kerajaannya. Negeri itu bernama Mandi Angin. Baginda bernama Raja Besar. Istri
baginda bernama Tuan Puteri Lindungan Bulan. Sayang baginda tidak berputera.
Maka milailah baginda berkaul, berniat serta memberi sedekah kepada fakir
miskin. Selang berapa lama, Puteri Lindungan Bulan pun hamillah. Maka baginda
minta pada ahli nujum yang tujuh beradik itu meramal putera baginda yang masih
dalam kandungan itu. Malang tidak berbau. Ketujuh ahli nujum itu menaruh
khianat kepada raja dan mengatakan bahwa jika putra baginda ditaruh di dalam
negeri, negeri pasti akan binasa. Itulah sebabnya, apalbila Raja Donan
dil;ahirkan, ia lalu dihanyutkan ke dalam laut. Kelahirannya yang luar biasa,
bersama-sama dengan sebilah pedang dan sebilah keris, tidak dapat menghilangkan
rasa bimbang baginda.
Tersebut pula perkataan Bendahara Tua, abang baginda
yang tinggal di muara sungai. Bendahara seolah-olah mengetahui nasib yang
menimpa anak saudaranya dan memohon kepada Tuhan supaya anak saudaranya itu
terdampar ke tempatnya. Hal itu benar-benar terjadi. Tetapi apabila anak itu
sudah naik ke perahu, perahu itu terhanyut ke laut pula. Setahun lamanya,
sampai Raja Donan sudah pandai berkata, ai masih belum dapat kembali ke tempat
tinggalnya. Pada suatu hari, perahu mereka berjumpa dengan angkatan laut Raja
Camar Laut yang meminta cukai kerajat dari mereka. Raja Donan enggan membayar
cukai. Maka terjadi peperangan. Raja Camar Laut tewas, adik perempuannya, Cik
Ambong, menjadi sahabat Raja Donan dan dibawa sama dalam perjalanan. Selang
berapa lama antaranya, datang pula kapal Raja Pertukal meminta cukai kepada
mereka. Raja Donan menolak membayar cukai yang pula diminta. Maka terjadi pula
peperangan. Dalam peperangan ini, Raja Pertukal juga tewas. Adik perempuannya
dapat pula dibujuk supaya mengikuti pengembaraan bersama-sama.
(Kesusastraan
Melayu Klasik, Liaw Yock Fang, Erlangga 1991)
Soal:
1. Tentukan karakteristik hikayat tersebut!
2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
3. Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!
4. Tentukan maksud dan isi hikayat
tersebut!
|
|
Lembar Kerja Siswa
1. Karakteristik Hikayat Raja
Donan:
NO
|
KARAKTERISTIK
|
KALIMAT PEMBUKTIAN
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
3.
|
|
|
2. Unsur-unsur intrinsik Hikayat Raja
Donan:
NO
|
UNSUR INTRINSIK
|
KETERANGAN
|
1.
|
Tokoh dan perwatakan
|
|
2.
|
Seting
|
|
3.
|
Alur ( konflik, penyebab konflik, akibat konflik
|
|
4.
|
Sudut pandang
|
|
5
|
Amanat
|
|
3. Unsur-unsur Ekstrinsik/ Nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Raja Donan:
NO
|
NILAI-NILAI HIKAYAT
|
KETERANGAN
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
3.
|
|
|
4. Maksud dan isi Hikayat Raja
Donan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kunci Jawaban:
1. Karakteristik hikayat tersebut!
d. Istanasentris : menceritakan raja Raja Besar dan Raja Donan beserta
keluarganya.
e. Kesaktian tokoh/kemustahilan : Bayi Raja Donan yang sudah dibuang ke
laut, ternyata masih hidup
2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
NO
|
UNSUR INTRINSIK
|
KETERANGAN
|
1.
|
Setting
|
Tempat : Negeri Mandi Angin
|
2.
|
Alur
|
Maju/progresif: diawali Raja yang ingin memiliki anak, lalu istrinya
hamil, tetapi dianggap nantinya akan berbahaya, lalu bayi tsb dibuang ke
laut.
|
3.
|
Tokoh
|
Tokoh : Raja Besar, Raja Donan, Puteri Lindungan Bulan, Raja Camar,
Bendahara Tua
|
4.
|
Amanat
|
Percayalah kepada kebesaran Tuhan jangan percaya kepada ahli nujum
|
3. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!
NO
|
UNSUR INTRINSIK
|
KETERANGAN
|
1.
|
Nilai moral
|
Orang tua harus melindungi anaknya, bukan membuang anak.
|
2.
|
Nilai budaya
|
Percaya kepada ahli nujum
|
3.
|
Nilai sosial
|
Cik Ambong, menjadi sahabat Raja Donan dan dibawa sama dalam
perjalanan
|
4. Maksud dan isi hikayat tersebut!
Seorang raja yang percaya kepada ahli nujum tentang
bayi yang dikandung isterinya, lalu raja tsb membuang bayinya di laut.
Kreteria
skor:
1. Skor maksimal 100
2. Skor maksimal 100
3. Skor maksimal 100
4. Skor maksimal 100
Penilaian psikomotorik
Bacalah kembali hikayat Raja Donan,kemudian ceritakan kembali hikayat
tersebut dengan bahasa kalian sendiri!
RUBRIK PENILAIAN
MENCERITAKAN KEMBALI ISI HIKAYAT
Nama Siswa :
Kelas/No. Absen :
Tanggal Penilaian :
KOMPONEN
|
SKOR
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1.Kesesuaian isi cerita
|
|
|
|
|
|
2. Ekspresi wajah
|
|
|
|
|
|
3. Penggunaan bahasa
|
|
|
|
|
|
4. Gerakan
|
|
|
|
|
|
5. Ucapan
|
|
|
|
|
|
6. Intonasi
|
|
|
|
|
|
7. Pengaturan jeda
|
|
|
|
|
|
8. Intensitas dan kelancaran berbicara
|
|
|
|
|
|
9. Diksi yang digunakan
|
|
|
|
|
|
10. Sistematika
|
|
|
|
|
|
|
|
Skor maksimal: 50 x 2 = 100
0 komentar:
Post a Comment