A. Esensi
Pendekatan Saintifik
Proses
pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif
(inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif
(deductivereasoning).
Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan
penalaran deduktif (deductivereasoning).
Penalaran
deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Penalaran
induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
B. Langkah-Langkah
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Observing
(mengamati), Questioning (menanya), Mengumpulkan informasi/ eksperimen, Mengasosiasikan/
mengolah informasi, Mengkomunikasikan .
1. Mengamati
Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).
Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).
Kompetensi
yang Dikembangkan: melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan
waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika
tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan
rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta
bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
Langkah-langkah
Mengamati
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi
Menentukan
secara jelas data-data apa yang
perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Jenis-jenis
Pengamatan
Observasi biasa (common observation). Peserta didik
merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete observer), dan
sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang
diamati.
Observasi terkendali (controlled observation).
peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau
situasi yang diamati. Pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau
situasi yang dikhususkan.
Observasi partisipatif (participant observation).
Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung
dengan pelaku atau objek yang diamati. Observasi semacam ini mengharuskan
peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati
2. Menanya
Kegiatan Belajarnya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik
untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan
peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan
nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat
dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk
pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan,
misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati. (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan hipotetik)
3. Mengumpulkan
Informasi/ Eksperimen
Kegiatan Belajarnya: Melakukan eksperimen, Membaca
sumber lain selain buku teks, Mengamati objek/kejadian, Aktivitas Wawancara
dengan narasumber
Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan sikap
teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasikan/
Mengolah
Kegiatan Belajarnya
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan Belajarnya : Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnnya.
Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar.
Sumber: PPT Badan Sumber Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.
Postingan Terkait
Contoh Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik DI SINI
Paket Lengkap Soal UTN PLPG 2017 DI SINI
Paket Lengkap Soal UTN PLPG 2017 DI SINI
good articel
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih, sukses untuk Fujiqueen
ReplyDeleteikut belajar, terimakasih
ReplyDeletesilakan, semoga bermanfaat, terima kasih
DeleteMatp bermakna
ReplyDeleteterima kasih, WOW PAPUA
DeleteSangat bermanfaat 👍
ReplyDeleteSangat bermanfaat. Terima kasih
ReplyDeleteThank you for sharing this useful article pak
ReplyDeleteWaw sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dalam menjalankan pembelajaran anak anak sd
ReplyDeleteReferensi buku nya apa ya?
ReplyDelete